Permainan Tradisional Sunda Salah Satunya Gatrik Lengkap dengan Cara Memainkannya

25 Januari 2022, 12:47 WIB
Permainan tradisional Sunda Gatrik dan cara bermainnya. /YouTube.com/ @Agung Purnama/

AKSARA JABAR - Permainan tradisional Sunda khususnya Gatrik saat ini sudah jarang dimainkan anak-anak di Jawa Barat seiring pesatnya perkembangan teknologi.

Kini, anak-anak di Jawa Barat lebih suka bermain game di handphone daripada bermain permainan tradisional Sunda Gatrik bersama teman-temannya.

Padahal, permainan tradisional Sunda Gatrik apabila dimainkan tentunya bisa melatih dan meningkatkan kemampuan psikomotorik anak.

Baca Juga: Profil Singkat Tokoh Pahlawan Nasional Agus Salim dan Penguasaannya, Terhadap Bahasa Asing, Ini Penjelasannya!

Dulu, permainan tradisional Sunda Gatrik kerap dimainkan anak-anak di sela waktu istirahat sekolah ataupun sore hari setelah pulang sekolah.

Anak-anak biasanya berkumpul di lapangan sekolah atau di rumah yang memiliki halaman luas untuk memainkan permainan tradisional Sunda Gatrik.

Selain permainan tradisional Sunda Gatrik, masih hanyak permainan tradisional Sunda yang biasanya dimainkan anak-anak di Jawa Barat.

Baca Juga: 2 Langkah Alternatif Untuk Melestarikan Bahasa Daerah, Tahap Pertama Masyarakat Harus Membangun Komunitas

Berikut 5 macam permainan tradisional Sunda yang biasa dimainkan anak-anak dan cara bermainnya, dikutip dari laman salamadian:

1. Gatrik

Gatrik menjadi permainan tradisional Sunda yang sangat populer di kalangan anak-anak zaman dulu.

Permainan tradisional Sunda yang satu ini membutuhkan dua bilah kayu atau bambu berukuran 30 cm, sementara lainnya berukuran lebih pendek.

Baca Juga: 4 Langkah Strategis Menjaga dan Melestarikan Bahasa Ibu di Tengah Lingkungan Keluarga

Cara memainkan permainan tradisional Sunda Gatrik pun tergolong sangat mudah.

Dalam permainan tradisional Sunda Gatrik, potongan bambu yang pendek diletakkan secara melintang pada permukaan dua buah batu.

Salah satu pemain harus memukul bambu panjang agar bambu pendek melayang sejauh mungkin hingga tidak bisa ditangkap tim lawan yang sedang berjaga-jaga.

Baca Juga: Hasil Survey Soal Bahasa Ibu Menyedihkan. UNESCO Pilih 21 Februari Jadi Hari Raya Bahasa Ibu Internasional

2. Hahayaman

Permainan tradisional Sunda Hahayaman biasanya dimainkan beramai-ramai.

Dalam Hahayaman, salah seorang akan bertindak sebagai hayam (ayam) dan seorang menjadi careuh (musang).

Anak yang bertugas menjadi musang akan mengejar anak yang menjadi ayam sampai tertangkap.

Baca Juga: Jarang Diketahui Banyak Orang, Ternyata Perayaan Hari Besar Bahasa Ibu Internasional Jatuh Setiap 21 Februari

Pemain lain selain ayam dan musang akan membuat lingkaran yang berfungsi sebagai kandang atau tempat perlindungan ayam.

Apabila ayam masuk ke dalam kandang maka pemain yang membuat lingkaran harus cepat menurunkan pegangan tangannya untuk menutup kandang.

Permainan selesai kalau ayam tertangkap atau musang menyerah tidak dapat menangkap ayam.

Kemudian, permainan pun akan dilanjutkan dengan mengundi permain baru.

Baca Juga: Sebagai Sebuah Karya Tulis, Artikel Memiliki Beragam Jenis yang Perlu Diketahui Para Juru Tulis

3. Cingciripit

Cingciripit biasanya dimainkan sebelum permainan lainnya untuk menentukan pemain yang akan menjadi kucing (dalam Bahasa Sunda disebut emeng).

Aturan permainan tradisional Sunda ini sangat sederhana dan bisa dimainkan semua kalangan usia.

Para pemain Cingciripit harus berkumpul membentuk lingkaran.

Baca Juga: Mengenali Bentuk Rasa Malas Menulis Artikel di Tengah Canggihnya Sumber Rujukan

Kemudian, salah seorang pemain harus membuka telapak tangan agar pemain lainnya dapat meletakkan satu telunjuk di atasnya.

Setelah formasi siap, seluruh pemain akan menyanyikan lagu Cingciripit.

Saat lagu hampir berakhir, semua pemain harus bersiap mengangkat telunjuknya.

Pemain yang terlambat mengangkat telunjuk dan tertangkap telapak tangan yang tertutup dinyatakan kalah dan harus menjadi kucing.

Baca Juga: 3 Kategori Kesulitan Belajar yang Dialami Pelajar, Guru dan Orang Tua Wajib Tahu dan Mencarikan Solusinya

4. Oray-orayan

Permainan Oray-orayan bernuansa ceria karena memadukan unsur gerak dan suara serta dilakukan pemain dalam jumlah banyak.

Dalam permainan Oray-orayan, dua pemain bertugas sebagai gerbang yang saling berpegangan tangan. 

Nantinya, masing-masing gerbang tersebut berperan sebagai bulan dan bintang yang posisinya dirahasiakan. 

Baca Juga: 3 Bentuk Kesulitan Belajar Seorang Pelajar dalam Kegiatan Pembelajaran, Ini Penjelasannya!

Sementara sisa pemain lainnya berbaris panjang dan barisan pemain harus melewati gerbang terus-menerus sambil menyanyikan lagu bertajuk Oray-orayan.

Di akhir lagu, dua pemain yang bertindak sebagai gerbang akan menurunkan tangan untuk menangkap satu pemain dalam barisan.

Kemudian, pemain tersebut diminta memilih bulan atau bintang sebelum akhirnya berbaris di belakang pilihannya.

Apabila, barisan pemain sudah habis, kubu bulan dan bintang akan adu kekuatan dengan cara saling menarik tangan menyerupai permainan tarik tambang.

Baca Juga: Mengenal Sastra: Pengertian, Fungsi, dan Genre Karya Sastra Menurut Para Ahli

5. Boy-boyan

Boy-boyan atau boi-boian biasanya menggunakan bola kasti atau kertas yang dibentuk menyerupai bola dan pecahan genteng kecil sebanyak 9-15 buah.

Permainan tradisional Sunda Boy-boyan adalah permainan kelompok yang dimainkan dua tim, dan bermanfaat melatih kerja sama tim, kecepatan dan kelincahan.

Adapun cara memainkannya, yakni genteng-genteng kecil ditumpuk ke atas, satu tim berperan sebagai pelempar (A) dan satu tim sebagai penjaga (B).

Baca Juga: Cerpen Sebuah Genre Karya Sastra, Maksud, Pengertian dan Contoh Karya Cerpenis Indonesia

Nantinya, satu persatu pemain dari tim A mengarahkan bola dari jarak yang telah disepakati untuk meruntuhkan tumpukan genteng.

Apabila pemain tim A berhasil meruntuhkan genteng tadi, maka tim penjaga harus mengejar dan mengarahkan bola ke badan salah seorang pemain dari tim A.

Sedangkan tugas dari semua pemain tim pelempar adalah berlari menghindari kejaran bola dan mengatur strategi untuk kembali menumpukan genteng yang runtuh tadi.

Jika genteng berhasil disusun, pemain yang menyusun genteng akan berteriak “BOOY” dan skor 1-0 untuk tim pelempar. Permainan pun dilanjutkan seperti awal.

Itulah ragam permainan tradisional Sunda yang biasa dimainkan anak-anak zaman dulu. Ada yang masih memainkannya?***

Editor: Bambang Hermawan

Tags

Terkini

Terpopuler