Pakar Kimia Ungkap Penyebab Kematian Karena Gas Air Mata Kadaluwarsa Itu tidak Tepat

- 12 Oktober 2022, 14:25 WIB
Ilustrasi gas air mata
Ilustrasi gas air mata /Sri Yatni/

“Terdapat 5 kategori agen kimiawi. Gas air mata atau CS termasuk dalam Riot Control Agent (RCA). Terdapat dua standar konsentrasi paparan agensi kimia yang umum digunakan dunia adalah OSHA dan NIES,” paparnya.

Adapun gas air mata (CS) hanya bersifat menyebabkan iritasi pada mata, kulit dan saluran nafas. Selain itu, damfak dari paparan gas air mata tersebut dapat dikurangi dengan menerapkan hirarki pengendalian risiko.

“Hirarki pengendalian risiko dalam bentuk terendah adalah penggunaan masker. Menurut OSHA, konsentrasi ambang batas aman untuk penggunaan gas air mata adalah 0,05 ppm atau setara dengan 0,04 mg per m3,” terang Mas Ayu.

Sementara itu, Mas Ayu juga menyebutkan kalau penggunaan gas air mata oleh pihak kepolisian di Stadion Kanjuruhan pasca pertandingan Arema Vs Persebaya lalu tidak berbahaya lantaran penggunaan gas air mata di ruang terbuka.

Baca Juga: Aturan Baru Penggunaan Seragam Sekolah 2022 untuk SD, SMP dan SMA

Hal ini karena membuat konsentrasi formulanya menyebar. Jadi damfak paparan zat akan lebih berkurang dan fatalitasnya tidak mematikan.

“Gas air mata akan dimetabolismekan oleh tubuh dan menghasilkan senyawa turunan yang dapat diterima tubuh. Zat kimia yang telah melewati masa kedaluwarsa tidak dapat bersungso optimal lagi,” tandasnya. ***

Halaman:

Editor: Andi Permana

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah