Sering Ditemui dan Dikonsumsi, Peneliti Ungkap Bahan Makanan Ini Dapat Mengurangi Keefektifan Obat dalam Tubuh

- 1 Juni 2022, 21:41 WIB
Ilustrasi - Pengaruh Makanan Pada Efektivitas Obat.
Ilustrasi - Pengaruh Makanan Pada Efektivitas Obat. /Freepik/

AKSARA JABAR - Obat adalah bahan yang digunakan untuk mengurangi, menghilangkan atau menyembuhkan suatu penyakit.

Namun, nyatanya tidak semua obat yang dikonsumsi dapat menyembuhkan suatu penyakit.

Hal tersebut dapat terjadi karena obat tidak dapat dicerna tubuh dengan baik. Salah satunya dipengaruhi oleh pemanis.

Baca Juga: 9 Manfaat Minum Air Putih di Pagi Hari setelah Bangun Tidur, Mencegah Kenaikan Berat Badan

Beberapa pemanis buatan dapat mempengaruhi bagaimana tubuh memetabolisme obat-obatan tertentu, seperti antibiotik, antidepresan, dan antivirus.

Hal tersebut berdasarkan penelitian yang diunggah pada situs resmi Medical College of Wisconsin.

Sucralose dan acesulfame potassium adalah dua pemanis buatan yang diuji. Hasilnya, dua pemanis buatan tersebut mengganggu fungsi protein di hati yang membantu mengeluarkan racun dan obat-obatan dari tubuh.

“Pekerjaan ini masih awal dan diperlukan penelitian lebih lanjut”, tutur peneliti.

Tak hanya sucralose dan acesulfame potassium sebagai pemanis buatan yang dapat mempengaruhi kerja obat.

Mulai dari statin, antidepresan hingga buah jeruk, terutama jeruk bali yang telah dikaitkan dengan delapan puluh lima obat yang dapat mengganggu kinerja obat.

Baca Juga: Apa itu Cacar Monyet? Penyakit yang Sedang Merebak di Eropa dan Afrika, UKHSA Sebut Tak Ada Vaksin Khusus

Hal tersebut dipengaruhi karena adanya senyawa yang dikenal sebagai furanocoumarin dalam buah-buahan ini.

Senyawa tersebut mengganggu enzim dalam tubuh kita yang memecah khasiat obat-obatan yang dikonsumsi.

Hal tersebut, berpotensi menyebabkan bahaya tingkat tinggi yang dapat mempengaruhi aliran darah.

“Dalam keadaan normal, enzim ini mengurangi jumlah obat yang masuk ke dalam darah,” ucap Simon Maxwell, seorang profesor farmakologi klinis di Universitas Edinburgh.

“Namun, jika meminum jus jeruk bali atau makan buah pada saat yang sama, furanocoumarin mencegah enzim ini bekerja,” ujarnya.

“Ini penting untuk sejumlah obat yang disertai resep,” tambah sang Profesor.

Baca Juga: Apa Itu Penyakit Hepatitis? Ini Jenis Hepatitis dan Masing-masing Penyebabnya

Profesor Maxwell juga menambahkan bahwa interaksi ini terjadi sebagian besar di usus.

Sehingga memungkinkan terjadi gangguan pencernaan, tetapi juga bisa mempengaruhi kinerja hati.

Hal tersebut dapat mengakibatkan hati mengeluarkan obat secara progresif dalam beberapa jam setelah obat tercerna.

Akibatnya, paparan obat secara keseluruhan dapat meningkat secara signifikan dan berpotensi menyebabkan efek toxic.

Penelitian tentang bagaimana makanan berinteraksi dengan obat-obatan masih dalam tahap awal.

Sejauh ini banyak hubungan seperti itu ditemukan secara tidak sengaja. Bahkan beberapa kasus ditemukan setelah obat beredar secara luas.

Aidan Goggins mengatakan ini karena selama bertahun-tahun interaksi makanan dan obat-obatan telah diuji dengan makanan yang sama.

Catatan: Selalu berbicara dengan dokter atau apoteker, sebelum membuat perubahan pada diet atau rutinitas, dan hanya konsumsi obat sesuai dengan resep.***

Editor: Tiara Maulinda

Sumber: Medical College of Wisconsin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah