"There's no time to keep it low. I've been deaf now I want noise. You stay down. But I won't be quiet. I'll hammer on until you fight. Loud love. Loud love. Loud love. Loud love".
4 No Excuse - Alice In Chains
Lagu 'No Excuse' ditulis gitaris Jerry Cantrel, untuk Layne Staley, vokalis Alice in Chains sekaligus sahabatnya. Dan untuk kisah mereka, Cantrel menuliskan lirik yang amat puitis: "You my friend. I will defend. And if we change. Well I love you anyway".
Lirik tersebut menyiratkan setiap orang pasti berubah. Tak ada yang abadi, termasuk perkawanan. Seiring usia yang bertambah, prioritas hidup yang turut berganti, lingkaran perkawanan pun bisa menyusut, dan menyisakan teman-teman yang lebih intim.
5 Like a Stone - Audioslave
Saat mendengar 'Like a Stone', awalnya akan mengira ini lagu cinta, yang bermula dari mata turun ke hati dan berakhir di kamar mandi. Padahal, 'Like a Stone' mengisahkan kerinduan kebangkitan spiritual cinta terhadap Tuhan.
“In your house I long to be. Room by room patiently. I'll wait for you there like a stone. I'll wait for you there, alone".
Melalui 'Like a Stone', Chris Cornell ingin menceritakan jika dirinya tengah mencari Tuhan, dengan cara berbeda.
Ia memilih jalan pengembaraan ruhani, mengetuk dan masuk ke ruang jiwa dalam kesunyian.***