“Pupuk ini bisa menginsert kalsium dalam produk ini yang bermanafaat bagi ketahanan tanaman, dan meningkatkan rendemen,” ujar Rangga Jiwa dari Tim Riset Pupuk Kujang.
Dalam kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Pertanian Institur Pertanian Bogor Prof. Suryo Wiyono menuturkan, penggunaan drone di pertanian merupakan jawaban mengatasi tantangan kesulitan tenaga kerja di sektor pertanian.
Demonstrasi drone semprot ini, diharapkan bisa memuat pertanian lebih moderen dan bisa menarik minat kaum muda berkecimpung di dunia pertanian.
Suryo menuturkan, dengan menggunakan drone, biaya tebar pupuk menjadi lebih rendah dibanding konfensional. “Hitungannya kalau menggunakan drone ini, per hektare Rp 150 ribu sudah kompetitif dengan manual. Yang satu hektare bisa mencapai Rp 200 ribu. Jadi menggunakan drone bisa lebih hemat,” ujar Suryo.
Selain itu, ujar Suryo, menebar pupuk menggunakan drone bisa lebih cepat. Dengan menggunakan drone, ujar Suryo, 100 hektare, cukup 4-5 hari sudah selesai.
“Kalau manual sehektare bisa 25 orang kerja. Kecepatannya dan kemerataannya efektifitas lebih baik menggunakan drone.,” pungkas Suryo.***