Bupati Rudy juga menjelaskan, Pemkab Garut tahun ini akan membangun sebuah shelter di Garut bagian selatan, sebagai tempat penampungan sementara bagi para penyintas bencana, jikalau lokasi bencana tersebut tidak memungkinkan untuk ditinggali kembali, maka pihaknya akan melakukan relokasi.
“Justru yang jadi masalah sekarang ini kita ingin membuat yang namanya shelter di (Garut bagian) selatan, tahun ini kita (bangun) selter dengan (anggaran) 3 miliar, jadi nanti kalau terjadi bencana itu orang itu masuk ke selter dulu, nah setelah itu kalo memang harus direlokasi (maka akan) direlokasi gitu, kita tidak pernah punya selter,” jelas Bupati Garut.
Ia menerangkan, nantinya bangunan selter tersebut yang merupakan tempat penampungan sementara ini akan memiliki fasilitas yang cukup lengkap, dan jika tidak digunakan, maka bisa dimanfaatkan oleh pihak desa sebagai sarana olah raga bagi masyarakat.
“Kita tahun ini dibangun, tahun depan selesai, kami tahun depan itu punya empat shelter, termasuk di daerah perkotaan,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Disperkim Garut, Ahmad Mulyana, mengatakan untuk membangun rumah relokasi bagi para penyintas bencana longsor ini, pihaknya menghabiskan dana kurang lebih Rp10.8 miliar untuk di tiga lokasi.
"Dengan rincian rumah relokasi di Kecamatan Cilawu sebesar Rp7.035.100.818, rumah relokasi di Kecamatan Banjarwangi sebesar Rp2.431.112.300, dan rumah relokasi di Kecamatan Cisompet sebesar RP1.340.668.150," ujarnya.***