Sambut PTM pada Juli 2021 Mendatang, Disdik Kota Bandung Tengah Persiapkan Skenario KBM Masa Pandemi Covid-19

- 9 Maret 2021, 20:09 WIB
Terkait persiapan PTM oleh Disdik Kota Bandung dalam Bandung Menjawab, Selasa 9 Maret 2021.
Terkait persiapan PTM oleh Disdik Kota Bandung dalam Bandung Menjawab, Selasa 9 Maret 2021. /Humas Setda Kota Bandung/

AKSARA JABAR – Sebagai upaya persiapan menyambut tahun ajaran baru 2021-2022 melalui Pembelajaran Tatap Muka (PTM), Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung mendorong satuan pendidikan untuk menyiapkan kelengkapan protokol kesehatan (Prokes).

Hal itu disampaikan Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada Disdik Kota Bandung, Edy Suparjoto dalam kegiatan Bandung Menjawab di Taman Dewi Sartika, Balai Kota Bandung, Selasa 9 Maret 2021.

Menurut Edy, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menargetkan agar sekolah bisa memulai PTM pada Juli 2021 mendatang. Oleh karenanya, setiap satuan pendidikan harus memiliki kesiapan terutama dalam kelengkapan protokol kesehatan serta kesiapan lainnya.

Baca Juga: Kemendikbud Raih Dua Penghargaan Berkat Terobosan Layanan Publik yang Dirintis Sejak Tahun 2017

“Pertama sekolah siap secara sarana-prasarana. Kedua siap siswanya, secara mental atau psikososialnya siap tidak, kan kalau siswanya tidak siap kita tidak bisa memaksakan. Ketiga siap orangtuanya, orang tua paham kondisi zonasi misalnya bisa saja rumahnya hijau, sekolahnya merah," ucap Edy.

Kesiapan menyambut PTM, diterangkan Edy, selain pada sarana dan prasarana, siswa, serta orang tua siswa, juga harus ada kesiapan dari pendidik dan tenaga kependidikannya.

Salah satunya, lanjutnya, melalui pemberian vaksin serta strategi terkait risiko melaksanakan PTM.

Baca Juga: Pemkab Subang Rumuskan PPKM Mikro Pasca Bencana Banjir dan Longsor di Wilayah Subang

"Pemerintah melalui Dinas Kesehatan mengoordinasikan para guru terutama di pendidikan formal targetnya sudah divaksin semua," ungkapnya.

Terkait pemberian vaksin Covid-19 bagi pendidik dan tenaga kependidikan di Kota Bandung, dia menyebutkan, terdapat 1.339 orang yang akan di vaksin. Namun, 20 orang di antaranya telah menerima vaksin Covid-19 tahap pertama sehingga jumlahnya menjadi 1.319 orang.

Sehubunganan rencana PTM, sambungnya, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada kepala sekolah masing-masing agar menyesuaikan antara rencana, strategi, serta kesiapannya.

Baca Juga: Seperti di Madinah Kampung Wisata Syamiil Quran Kiaracondong Kota Bandung Produksi Alquran dan Mengajari Ngaji

"Kepala Sekolah melalui analisa, kesiapannya tadi apakah sekolahnya sudah berani atau tidak membuka (PTM), sehingga nanti pada praktiknya tidak saling menyalahkan apalagi muncul yang tidak kita inginkan klaster baru pendidikan atau sekolah," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Kurikulum SMP Disdik Kota Bandung, Bambang Ariyanto menuturkan, sejak Desember 2020 lalu pihaknya telah menyiapkan persiapan PTM dengan menggulirkan daftar periksa kepada seluruh sekolah melalui laman dapodik.

"Semuanya sudah mengisi daftar periksa dan kami sudah mengecek, hampir sebagian banyak sekolah-sekolah di Kota Bandung dalam keadaan siap melaksanakan PTM, tapi tetap menunggu kebijakan pemerintah," ujarnya.

Baca Juga: Jokowi Umumkan Kedatangan Vaksin Asal Inggris yang Mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta

Dipaparkan Bambang, sebagai langkah persiapan, pihaknya telah menyusun skenario untuk para siswa yang akan memulai PTM selain dari kesepakatan antara sekolah, komite sekolah, orang tua, serta siswa.

Skenarionya, lanjutnya, 10 sampai 25 persen maksimal untuk masa uji coba atau masa simulasi dalam kurun waktu satu hingga empat minggu.

"Selanjutnya masa transisi, jika sudah dianggap aman dalam 2 bulan kita menyiapkan maksimal 50 persen siswa boleh ke sekolah, yang lainnya di rumah. Jadi kita menerapkan metode blended learning, ada campuran antara daring dan PTM. Kemudian setelah itu, baru Adaptasi kebiasaan baru 50 sampai 100 persen itu pun pertimbangannya tergantung penyebaran Covid-19 di tiap wilayah di Kota Bandung, dengan konsultasi ke Satgas Covid-19," tuturnya.

Baca Juga: Bank Subang Sumbang PAD Rp13,7 Miliar, Bupati Subang Ruhimat Cukup Bahagia

Diakui Bambang, dalam melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) idealnya harus dilakukan dengan tatap muka karena ada interaksi antara guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa. Selain itu, melalui tatap muka lebih memudahkan proses konsultasi, penyampaian ide serta gagasan kritis.

"Harusnya masa-masa jam 7 sampai jam 12 itu anak belajar mengeksplorasi pengetahuan dan keterampilan, tapi kemudian ketika ruang dan waktu seperti itu tidak ada yang melihat, maka saya katakan terjadi lost cognisi," ungkapnya.***

Editor: Igun Gunawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah