Sejarah Sisingaan, Simbol Perjuangan Rakyat Subang Melawan Penjajah

25 Februari 2023, 20:49 WIB
Ilustrasi - Sejarah Sisingaan, Simbol Perjuangan Rakyat Subang Melawan Penjajah. /Dok. Subang/

AKSARA JABAR - Sisingaan merupakan salah satu jenis seni pertunjukan rakyat khas Sunda yang berasal dari wilayah Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Sisingaan tak hanya sekadar seni pertunjukkan, namun lebih dalam maknanya bagi para warga Subang mengenai perlawanan terhadap penjajah di tanah Sunda.

Tak terlupa bengis dan sadisnya para kolonial tersebut menginjakkan kaki di tanah sunda dengan rasa bangga, padahal tak sedikit kekayaan dan kekuasaannya hanyalah rampasan dari rakyat pribumi yang menjerit dan tertindas.

Baca Juga: Rebo Nyunda, Lapas Subang Wajibkan Pegawai Gunakan Pakaian Adat Sunda

Sungguh naas nasib para pribumi, namun tak gentar hati untuk menjunjung tinggi kemerdekaan serta harga diri dari tanah kebanggaan, yaitu tanah sunda.

Berawal dari penjajahan tersebut, muncul sebuah ide secara alamiah dari warga Subang untuk membuat seni pentas pertunjukan yang dinamakan 'sisingaan'.

Menurut perajin patung singa, Abah Salim, awal mula keberadaan kesenian Sisingaan di Kabupaten Subang berawal dari kegiatan ritual masyarakat yang akan menyunat anak laki-laki dengan sorak-sorai hiburan, tak hanya itu, ia akan diarak keliling kampung menggunakan kursi yang dihias atau disebut jampana.

Jampana akan diletakkan di bahu empat orang dewasa yang akan menopang, sedangkan calon pengantin sunat duduk diatas kursi yang telah dihias (jampana), tak lupa sebagai pelengkap terdapat musik pengiring dalam arak-arakan menggunakan alat musik seadanya seperti, dog-dog, kendang, kempul, kecrek, dengan pola tabuh pencak silat, dan improvisasi bersifat spontan (tidak terencana) sehingga menyajikan sebuah pertunjukkan seni rakyat yang indah dan menghibur. 

Gerak tari pengusung jampana tersebut belum ada gerak bahu, masih bersifat helaran atau berjalan secara biasa, serta kostum yang digunakan hanya seadanya. Namun, kekurangan tersebut tidak mengurangi nilai dari pertunjukkan itu sendiri. 

Baca Juga: Penduduk Miskin Kabupaten Subang Capai 473 Ribu, Ini Program Pemkab untuk Tekan Angka Kemiskinan Ekstrem

Seiring berjalannya waktu, pergeseran fungsi dan bentuk kreatifitas masyarakat terhadap jampana mengalami perubahan pada bentuk patung.

Patung tersebut berbentuk singa bongsang, yaitu patung singa yang terbuat dari rangkaian bambu (Carangka ) yang dibungkus karung goni, kepala dan kakinya terbuat dari kayu randu, rambutnya terbuat dari tali rafia, matanya terbuat dari tutup botol minuman, diusung oleh empat orang pengusung.

Kursi yang dihias atau Jampana mengalami perubahan dari fungsi, struktur pertunjukan bahkan kostum yang digunakan.

Dilihat dari fungsinya, kesenian sisingaan sebagai kesenian helaran dan berkembang di masyarakat dalam bentuk sajian hiburan di arena panggung, sedangkan pada masa sekarang kesenian Sisingaan bukan hanya berfungsi sebagai hiburan dalam acara hajatan khitanan saja, tetapi sering dipentaskan dalam acara-acara khusus.

Patung singa melambangkan satu penguasa kaum penguasa, yaitu lambang Negara Kerajaan Inggris, anak sunat yang menunggang patung singa melambangkan generasi penerus bangsa, payung simbol pelindung generasi penerus bangsa, pengusung melambangkan masyarakat pribumi yang tertindas.

Perubahan dan perkembangan Kesenian sisingaan ini menjadi identitas produk budaya masyarakat Kabupaten Subang, sekaligus menjadi ikon Kabupaten Subang.***

Editor: Iing Irwansyah

Sumber: SUBANG

Tags

Terkini

Terpopuler