Rekayasa Genetik, Ilmuwan Jerman Kloning Babi untuk Donor Jantung Manusia

- 4 Februari 2022, 00:28 WIB
Seekor babi berdiri di gudang Universitas Ludwig-Maximilians-Munchen di peternakan uji rawa Badersfeld di Oberschleissheim, Jerman, 24 Januari 2022. Para ilmuwan di LMU menggunakan rekayasa genetika untuk menumbuhkan organ donor pada babi.
Seekor babi berdiri di gudang Universitas Ludwig-Maximilians-Munchen di peternakan uji rawa Badersfeld di Oberschleissheim, Jerman, 24 Januari 2022. Para ilmuwan di LMU menggunakan rekayasa genetika untuk menumbuhkan organ donor pada babi. /Lukas Barth/REUTERS

AKSARA JABAR - Ilmuwan Jerman menggagas ide untuk mengkloning babi kemudian membiakkannya secara genetik tahun ini.

Eckhard Wolf, seorang ilmuwan di Universitas Ludwig-Maximilians (LMU) di Munich, seperti dilansir Aksara Jabar dari Reuters menyebutkan perencanaan ini bertujuan untuk memiliki spesies baru, yang dimodifikasi untuk dijadikan donor jantung pada manusia.

Wolf pun menyebutkan pihaknya siap untuk melakukan transplantasi jantung pada manusia pada tahun 2025, mendatang.

Baca Juga: Pemimpin Kelompok ISIS Suriah Tewas Diserang Tim Khusus Tentara Amerika Serikat

Dalam operasi serupa sebelumnya, sebuah tim di University of Maryland Medicine bulan lalu berhasil mentransplantasikan jantung dari seekor babi dengan sepuluh modifikasi ke seorang pria yang sakit parah. Dokternya mengatakan dia merespons dengan baik meskipun masih ada risiko infeksi, penolakan organ atau tekanan darah tinggi.

"Konsep kami adalah untuk melanjutkan dengan model yang lebih sederhana, yaitu dengan lima modifikasi genetik," kata Wolf.

Wolf, telah meneliti transplantasi hewan ke manusia -yang dikenal sebagai xenotransplantasi- selama 20 tahun. Dia mengatakan timnya akan menggunakan teknologi kloning yang masih tidak efisien untuk menghasilkan hanya "hewan pendiri", dari mana generasi yang identik secara genetik di masa depan akan dibiakkan.

Baca Juga: Ada Indikasi Lonjakan Kasus Covid-19, Bupati Garut Pastikan Tak Ada Penutupan PTM

"Generasi pertama seperti itu harus lahir tahun ini, dan hati mereka akan diuji pada babun sebelum tim meminta persetujuan untuk uji klinis manusia dalam waktu dua atau tiga tahun," kata Wolf.

Menurut data dari Yayasan Transplantasi Organ di Jerman menyebutkan transplantasi digunakan untuk orang yang didiagnosis dengan kegagalan organ yang tidak memiliki pilihan pengobatan lain. Hingga akhir 2021 lalu, jumlah dalam daftar tunggu tranplantasi jantung tembus diangka sekitar 8.500 orang.

Meski ada sejumlah pihak yang menentang, namun bagi sebagian dari mereka yang mendukung menilai jika donor hewan dapat membantu mempersingkat daftar tunggu itu. Tetapi penentangnya mengatakan teknologi itu melanggar hak-hak hewan, bahkan sebut mereka hal itu merendahkan babi ke status pabrik organ. Sementara monyet yang digunakan dalam eksperimen transplantasi mati kesakitan.

Baca Juga: Sekolah Ingin Tatap Muka, Ini Syaratnya

Pada Februari 2019, sebuah petisi oleh kelompok penekan Jerman, Doctors Against Animal Experiments menuntut larangan penelitian xenotransplantasi. Bahkan petisi itu berhasil mengumpulkan lebih dari 57 ribu tanda tangan.

Kristina Berchtold, juru bicara Asosiasi Kesejahteraan Hewan Jerman cabang Munich, menyebut praktik itu secara etis sangat dipertanyakan.

"Hewan tidak boleh dijadikan sebagai suku cadang bagi manusia," katanya.

"... Hewan peliharaan, yang disebut hewan ternak, tiruan atau hewan yang lahir secara alami semuanya memiliki kebutuhan, ketakutan, dan juga hak yang sama." ***

Editor: Igun Gunawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah