AKSARA JABAR - Kantor Hak Asasi Manusia (HAM) PBB melaporkan, sedikitnya 1.500 orang diketahui tewas dalam inisiden yang bermula dari protes selama setahun menentang kudeta di Myanmar.
Bahkan jumlahnya akan bertambah banyak jika digabungkan dengan mereka yang tewas dalam konflik bersenjata di Negara tersebut.
"Setidaknya 11.787 orang ditahan secara tidak sah di Myanmar pada periode itu, termasuk 8.792 yang masih ditahan,"" kata Ravina Shamdasani selaku juru bicara HAM PBB seperti dikutip Aksara Jabar dari Reuters. Rabu, 2 Februari 2022.
Baca Juga: Amerika Serikat Mulai Pertimbangkan Vaksin untuk Balita
Meski demikian laporan dari Kantor HAM PBB itu sebelumnya sempat dibantah Junta yang berkuasa di Myanmar.
Shamdasani mengumumkan angka-angka untuk penahanan sewenang-wenang pada briefing PBB di Jenewa.
"Ini untuk menyuarakan penentangan mereka terhadap militer, baik dalam protes damai atau bahkan melalui aktivitas online," imbuhnya.
Baca Juga: Wow Bisnis Penjualan Meningkat Lewat Pencarian Google
Bahkan dikatakan Shamdasani, pihaknya sudah mendokumentasikan 1.500 orang yang terbunuh, tetapi menurut dia itu hanya dalam konteks protes. Termasuk sebut dia, 200 orang yang tewas karena penyiksaan dalam tahanan militer.