"Alhamdulillah Karhutla turun sebesar 81 persen dari (kasus Karhutla) yang terjadi pada 2019 yaitu 1.649.258 hektar. Pada tahun ini tinggal 296.942 hektar saja. Sudah sangat jauh ya," ungkapnya.
Mahfud mengakui, kasus Karhutla bukan kejadian baru di Indonesia. Sejarah mencatat, pada tahun 1997 silam, kasus Karhutla skala besar terjadi di Riau dan Kalimantan.
"Karhutla merupakan kejadian sejak dulu dan berulang kali setiap tahun di beberapa wilayah di Indonesia," ucapnya.
Sebagai upaya penanganan kasus Karhutla, dia menegaskan, sebagaimana diatur dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 tahun 2020 tentang Penanggulangan Kebakaran Lahan dan Hutan, dengan serius pemerintah berupaya keras mencegah dan menanggulangi kasus Karhutla.
“Dalam Inpres ditegaskan pejabat kementerian dan lembaga yang ditugaskan menangani Karhutla harus mencegah dan menanggulangi peristiwa tersebut. Salah satu metodenya yaitu menggunakan helikopter water bombing,” katanya.
Kendati pemerintah berspekulasi menurunkan kasus Karhutla, pada bulan Januari 2021 saja sudah tercatat sebanyak 173 kasus Karhutla di Indonesia. Peta sebaran kasusnya terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Kepulauan Riau, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawes Tenggara, serta Papua.***