Network
AKSARA JABAR - Psikolog klinis dari lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, Irma Gustiana mengungkapkan bahwa love language merupakan bentuk trauma masa kecil.
"Kebutuhan ia di masa kecil tidak tercukupi sehingga terbawa hingga dewasa, dan itu di alam bawa sadarnya," ungkap Irma sebagaimana dikutip Aksara Jabar dari ANTARA pada Senin, 13 Februari 2023.
Istilah love language atau bahasa cinta ramai dibicarakan di kalangan anak muda. Adapun love language merupakan cara seseorang dalam mengekpresikan cintanya.
Terdapat lima jenis love language yaitu physical touch (sentuhan fisik), words of affirmation (kata-kata penegasan), quality time (waktu berkualitas), giving gift (menerima hadiah), dan act of service (pelayanan).
Tak hanya itu, Irma menegaskan bahwa love language dibentuk sesuai dengan kasih sayang yang kurang diberikan oleh orang tua sejak anaknya masih kecil, sehingga setelah dewasa anak tersebut membutuhkannya.
"Mungkin saja saat kecil dia butuh diberi kata-kata pujian, namun ternyata orang tuanya kurang memberikan itu, jadi saat dewasa kebtuhan itu dicari manifestasinya," ujarnya.
Baca Juga: Dijamin Ampuh ! 7 Cara Mengatasi Hidung Tersumbat agar Nafas Kembali Plong
Namun, ia menerangkan bahwa love language tidak hanya tentang luka masa kecil. Terdapat kemungkinan lain jika anak tersebut diberikan kebutuhan kasih sayang yang cukup sehingga ketika dewasa ia terbiasa dengan bentuk ekspresi cintanya.
"Bisa juga di waktu kecil ternyata kebutuhan-kebutuhan itu justru selalu dipenuhi kedua orang tuanya, sehingga ketik akdewasa itu menjadi otomatis di kepalanya karena kebiasaan, sehingga ketik adewasa sudah terkondisi seperti itu," tutur Irma.
