Stress Berkelanjutan Tingkatkan Risiko Gangguan Penglihatan, Mitos atau Fakta? Simak Jawabannya Kata Studi!

- 4 Januari 2023, 11:06 WIB
ilustrasi Stress
ilustrasi Stress /Pexels/David Garrison/

AKSARA JABAR - Stress terkadang disepelekan oleh beberapa orang. Padahal kondisi ini secara bertahap dapat merusak penglihatan.

Menurut penelitian terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Aging Cell, stress berkepanjangan yang tidak kunjung berkurang mampu membuat sel mata menua sebelum waktunya.

Sel-sel di mata memang akan menua seiring bertambahnya usia, sama seperti semua sel lainnya dalam tubuh.

Baca Juga: Sinopsis Serial 'Skaya and The Big Boss', Natasha Wilona Adu Akting dengan Rayn Wijaya, Tayang Dimana?

Namun, para peneliti lewat studinya menunjukkan bahwa stress berulang dapat menyebabkan jaringan mata menua lebih cepat pada jaringan retina yang lebih muda.

Seperti dilansir dari laman Geo.tv, Rabu 4 Januari 2022, Dorota Skowronska-Krawczyk, asisten profesor fisiologi, biofisika, dan ophthalmology dari Center for Translational Vision Research di University of California menyebut pentingnya deteksi dini.

"Studi kami menekankan pentingnya diagnosis dini dan pencegahan serta manajemen spesifik penyakit terkait usia, termasuk glaukoma," jelas Dorota Skowronska-Krawczyk, penulis studi tersebut.

Tim mengamati perubahan epigenetik pada penelitian dengan menggunakan seekor tikus. Perubahan epigenetik adalah suatu kejadian biasa dan alami.

Tetapi tetap saja, dalam hal ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti usia, lingkungan, gaya hidup sehari-hari, dan penyakit yang diidap.

Temuan studi menunjukkan bahwa ada perubahan akumulatif pada sel mata yang mengikuti beberapa kejadian stres.

Baca Juga: Konser Kpop Tahun 2023 Siap Mengguncang Indonesia, BLACKPINK World Tour 'Born Pink' Jakarta Paling Dinanti!

Jika hanya dengan sedikit peningkatan stres, tidak ditemukan bukti kehilangan akson (serabut saraf) pada kepala saraf optik hewan remaja.
Namun, kehilangan akson sektoral yang cukup besar ditemukan pada saraf optik hewan tua.

Kondisi itu disebut mirip dengan fenotipe yang sering terlihat pada pasien glaukoma.

Variasi jangka panjang dalam tekanan intraokular (tekanan cairan dalam mata) selama ini dianggap sebagai indikator yang dapat diandalkan dalam penanganan terkait glaukoma. Prediksi itu diperkuat dengan temuan penelitian.

Namun, tim peneliti berpendapat bahwa penuaan jaringan retina juga dipercepat oleh efek fluktuasi ringan yang sering terjadi.

Menurut Skowronska-Krawczyk, bahkan peningkatan ringan tekanan intraokular dapat menyebabkan kematian sel ganglion di retina sehingga mengakibatkan gangguan penglihatan pada hewan yang usianya lebih tua.

Pada orang sehat, tekanan intraokular di mata antara 12 dan 21 mmHg setiap hari. Hampir dua pertiga orang lebih sering mengalaminya di malam hari.

Baca Juga: Jadwal MNCTV 4 Januari 2023: Family 100 Malam Ini Tayang, Blockbuster Jam Berapa?

Pengukuran tunggal tekanan intraokular saja tidak cukup untuk meramalkan perkembangan penyakit pasien glaukoma karena rentang tekanan intraokular yang besar.

Untuk mengidentifikasi kemungkinan target pengobatan, peneliti masih menyelidiki mekanisme perubahan penuaan akumulatif. Mereka juga bereksperimen dengan berbagai metode untuk menghentikan percepatan penuaan terkait stres.

"Studi ini memberi peluang untuk pencegahan kehilangan penglihatan, jika dan ketika penyakit dikenali sejak dini," tukasnya.***

Editor: Andi Permana

Sumber: geo.tv


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x