Temuan studi menunjukkan bahwa ada perubahan akumulatif pada sel mata yang mengikuti beberapa kejadian stres.
Jika hanya dengan sedikit peningkatan stres, tidak ditemukan bukti kehilangan akson (serabut saraf) pada kepala saraf optik hewan remaja.
Namun, kehilangan akson sektoral yang cukup besar ditemukan pada saraf optik hewan tua.
Kondisi itu disebut mirip dengan fenotipe yang sering terlihat pada pasien glaukoma.
Variasi jangka panjang dalam tekanan intraokular (tekanan cairan dalam mata) selama ini dianggap sebagai indikator yang dapat diandalkan dalam penanganan terkait glaukoma. Prediksi itu diperkuat dengan temuan penelitian.
Namun, tim peneliti berpendapat bahwa penuaan jaringan retina juga dipercepat oleh efek fluktuasi ringan yang sering terjadi.
Menurut Skowronska-Krawczyk, bahkan peningkatan ringan tekanan intraokular dapat menyebabkan kematian sel ganglion di retina sehingga mengakibatkan gangguan penglihatan pada hewan yang usianya lebih tua.
Pada orang sehat, tekanan intraokular di mata antara 12 dan 21 mmHg setiap hari. Hampir dua pertiga orang lebih sering mengalaminya di malam hari.
Baca Juga: Jadwal MNCTV 4 Januari 2023: Family 100 Malam Ini Tayang, Blockbuster Jam Berapa?
Pengukuran tunggal tekanan intraokular saja tidak cukup untuk meramalkan perkembangan penyakit pasien glaukoma karena rentang tekanan intraokular yang besar.