AKSARA JABAR - Arawinda Kirana tengah ramai diperbincangkan oleh publik. Hal tersebut lantaran Arawinda dituduh merebut suami orang lain.
Pemeran film Yuni tersebut, dituding menjalin hubungan terlarang dengan Guiddo Ilyasa Purba suami dari Amanda Zahra. Kabar tersebut pertama kali mencuat di bulan Juli dan membuat Arawinda sempat menghilang dari berbagai media sosial.
Namun, agensi Arawinda Kirana, KITE Entertainment, buka suara terkait isu sang aktris yang menjadi perebut suami orang (pelakor).
Baca Juga: Tanggal 3 Desember Memperingati Hari Apa? Simak Penjelasannya
Mereka menegaskan bahwa Arawinda merupakan korban love bombing dari suami orang.
Lantas, apa itu love bombing?
Dirangkum Aksara Jabar dari berbagai sumber, berikut penjelasan mengenai love bombing:
Love bombing merupakan salah satu jenis hubungan yang berbahaya. Pasangan yang melakukan love bombing akan memberikan perhatian, kasih sayang, hingga hadiah secara berlebihan dengan tujuan memanipulasi hubungan.
Biasanya, seseorang yang melakukan love bombing juga tidak akan ragu untuk mengontrol tindakan atau sikap yang dilakukan korban. Bahkan, jenis hubungan ini bisa membuat korban menjadi terisolasi dari lingkungan hingga keluarga.
Tanda jika seseorang berada dalam hubungan love bombing yaitu:
1. Memberikan Berbagai Jenis Hadiah
Pelaku love bombing sksn memberikan hadiah terus-menerus kepada korban. Pelaku love bombing akan memberikan hadiah secara berlebihan, seperti misalnya karangan bunga yang sangat besar secara rutin hingga tiket liburan.
2. Tidak Berhenti untuk Menelpon atau Mengirimkan Pesan Singkat
Seorang love bombers memiliki kebiasaan menelpon kamu terus menerus. Tidak hanya itu, mereka juga kerap mengirimkan pesan singkat untuk mengetahui apa saja yang korban lakukan secara mendetail.
Baca Juga: Kelvie Pratama Terpilih Jadi Ketum BPC HIPMI Kabupaten Subang Periode 2022-2025
3. Tidak Mau Berbagi Perhatian
Saat mereka merasa perhatian korban terbagi dengan yang lain, mereka akan mudah marah. Mereka bisa menunjukkan sikap yang tidak menyenangkan, bahkan ketika korban menerima telpon orang lain saat bersama dengannya.
4. Tidak Menyukai Batasan yang Dibuat
Pasangan yang sehat akan menghargai batasan-batasan yang dibentuk oleh pasangan. Namun, jika pelaku adalah love bombers, ia tidak akan menyukai batasan pribadi yang dibuat.
Mereka akan terus berusaha untuk mengontrol dan memanipulasi korban tanpa adanya batasan sama sekali.***