Saat itu juga, Wan Sendari memamerkan dan menyajikan kue hasil buatannya untuk dinikmati seluruh tamu yang menghadiri jamuan dari Baginda Raja Tua Kerajaan Bintan.
Sang raja mempersilakan mencicipi kue buatan putri kesayangannya, para tamu pun antusias untuk segera menyantap kue-kue yang dihidangkan. Sayangnya ketika sedang menikmati kue, mendadak mereka harus menahan malu. Lantaran kue-kue yang sudah lumat di dalam mulut para tamu mendadak berjatuhan.
Serpihannya berserak memenuhi sebagian pakaian kebesaran yang dikenakan para tamu. Mereka pun merasa malu dan hanya bisa tertunduk karena merasa kerepotan memakan kue buatan sang putri.
Tetapi tidak demikian dengan Raja Andak, pria pujaan Wan Sendari. Hanya panglima muda ini saja yang memakan kue tetapi tidak satu pun serpihan kue yang mengotori baju kebesarannya.***