Penyitas Bencana Longsor di Garut dapat Bantuan Rumah Berikut Sertifikatnya

16 Februari 2022, 10:14 WIB
Bupati Garut saat penyerahan secara simbolis 93 unit rumah untuk para penyitas bencana longsor di Kabupaten Garut. Selasa, 15 Februari 2022. /Istimewa Via garutkab.go.id/

AKSARA JABAR - Bupati Garut Rudy Gunawan menyerahkan sebanyak 93 unit rumah untuk para penyitas bencana longsor di Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Dilansir laman resmi Pemkab Garut rinciannya sebanyak 73 unit rumah di lokasi relokasi di Kecamatan Cilawu, 11 unit rumah di lokasi reloaksi di Kecamatan Banjarwangi, dan 11 unit rumah di lokasi relokasi yang berada di Kecamatan Cisompet.

“Yang direlokasi ini sebenarnya sudah tidak ada lagi sudah selesai, karena kalau yang relokasi itu ada aturannya, relokasi itu dilakukan oleh pemerintah daerah bilamana tempat itu tidak boleh dihuni lagi," ujar Bupati Garut saat penyerahan secara simbolis di Desa Karyamekar, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut. Selasa, 15 Februari 2022.

Baca Juga: Dorce Gamalama Meninggal Dunia, Erick Thohir: Semoga Amal Ibadahnya Diterima

Dikatakan dia mereka yang mendapatkan rumah relokasi tersebut sudah mendapatkan rekomendasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyusul tenpat tinggalnya sudah tidak bisa dihuni kembali.

"Dan itu adalah rekomendasi dari BMKG (atau) geologi ya, kaya di sini itu (lahannya) boleh milik dia, tapi tidak boleh dihuni, itu ada larangannya dan sudah dimasukkan dalam hibah,” imbuhnya.

Selain menerima rumah para penyitas bencana longsor juga, akan diberikan sertifikat rumahnya. Termasuk, sebut Rudi untuk rumah-rumah relokasi para penyintas banjir bandang Sunagi Cimanuk yang saat ini sedang diurus oleh Pemkab Garut.

Baca Juga: Skuad Terbaik Persib Bandung Gagal Raih Tiga Poin Setelah Dipaksa Main Imbang Tanpa Gol oleh PSIS Semarang

“Iya (dengan sertfikat rumah) termasuk nanti yang banjir bandang Cimanuk, banjir bandang Cimanuk yang dari Qatar Charity kan sudah hibah ke bupati lagi diurus, nanti rumahnya saya serahkan yang di Tarogong yang di Samarang itu, termasuk (di blok) Kopi Lombong,” ungkapnya.

Bupati Rudy juga menjelaskan, Pemkab Garut tahun ini akan membangun sebuah shelter di Garut bagian selatan, sebagai tempat penampungan sementara bagi para penyintas bencana, jikalau lokasi bencana tersebut tidak memungkinkan untuk ditinggali kembali, maka pihaknya akan melakukan relokasi.

“Justru yang jadi masalah sekarang ini kita ingin membuat yang namanya shelter di (Garut bagian) selatan, tahun ini kita (bangun) selter dengan (anggaran) 3 miliar, jadi nanti kalau terjadi bencana itu orang itu masuk ke selter dulu, nah setelah itu kalo memang harus direlokasi (maka akan) direlokasi gitu, kita tidak pernah punya selter,” jelas Bupati Garut.

Baca Juga: Jadwal RCTI Hari Ini 16 Februari 2022: Saksikan Layangan Putus, Aku Bukan Wanita Pilihan  dan Ikatan Cinta

Ia menerangkan, nantinya bangunan selter tersebut yang merupakan tempat penampungan sementara ini akan memiliki fasilitas yang cukup lengkap, dan jika tidak digunakan, maka bisa dimanfaatkan oleh pihak desa sebagai sarana olah raga bagi masyarakat.

“Kita tahun ini dibangun, tahun depan selesai, kami tahun depan itu punya empat shelter, termasuk di daerah perkotaan,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Disperkim Garut, Ahmad Mulyana, mengatakan untuk membangun rumah relokasi bagi para penyintas bencana longsor ini, pihaknya menghabiskan dana kurang lebih Rp10.8 miliar untuk di tiga lokasi.

"Dengan rincian rumah relokasi di Kecamatan Cilawu sebesar Rp7.035.100.818, rumah relokasi di Kecamatan Banjarwangi sebesar Rp2.431.112.300, dan rumah relokasi di Kecamatan Cisompet sebesar RP1.340.668.150," ujarnya.***

Editor: Igun Gunawan

Sumber: garutkab.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler