Harga Minyak Mentah Berjangka di AS Jatuh Pasca Adanya Pembicaraan Gencatan Senjata Ukraina-Rusia

- 29 Maret 2022, 12:13 WIB
Ilustrasi - Kilang minyak Aramco di dekat Khurais, Riyadh, Arab Saudi.
Ilustrasi - Kilang minyak Aramco di dekat Khurais, Riyadh, Arab Saudi. /Dok. via Antara/

AKSARA JABAR - Minyak mentah berjangka di Amerika Serikat mengalami penurunan tertinggi hingga ke level 111,41 dolar AS.

Diduga salahsatu pemicunya, karena Ukraina dan Rusia tengah melakukan pembicaraan untuk melakukan gencatan senjata. Tak hanya itu, penurunan juga timbul akibat dari kehawatiran penurunan permintaan bahan bakar di China setelah pusat keuangan Shanghai ditutup untuk mengekang lonjakan kasus Covid-19 di Negara itu.

Minyak mentah berjangka Brent turun 1,07 dolar AS atau 1,0 persen menjadi diperdagangkan di 111,41 dolar AS per barel pada pukul 01.07 GMT, setelah sempat turun ke level 109,97 dolar AS.

Baca Juga: Fakta Baru Dea Onlyfans, Bikin Video Syur Sudah Setahun

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS mencapai level terendah 103,46 dolar AS pada awal perdagangan Asia dan turun 79 sen atau 0,8 persen, menjadi diperdagangkan di 105,17 dolar AS per barel. Kedua kontrak acuan kehilangan sekitar 7,0 persen pada Senin (28/3/2022).

Sebagai informasi Ukraina dan Rusia akan bertemu di Istanbul pada Selasa untuk pembicaraan damai pertama mereka dalam lebih dari dua minggu.

Sanksi yang dikenakan pada Rusia setelah menginvasi Ukraina telah membatasi pasokan minyak dan awal bulan ini mengirim harga ke level tertinggi 14 tahun.

Baca Juga: Harga Merchandise K-Pop Mahal, Penggemar Harus Rela Rogoh Kocek Lebih Dalam

Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi militer khusus" untuk melucuti senjata tetangganya.

"Harga minyak berada di bawah tekanan lagi pada ekspektasi untuk pembicaraan damai antara Ukraina dan Rusia, yang dapat mengarah pada pelonggaran sanksi atau penghindaran minyak Rusia oleh Barat," kata Hiroyuki Kikukawa, manajer umum penelitian di Nissan Securities.

"Gencatan senjata yang berhasil juga dapat meningkatkan prospek menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran," tambahnya.

Baca Juga: Pelatih Persib Bandung Robert Alberts Optimis Bawa Kemenangan di Laga Terakhir BRI Liga 1

Mengimbangi kekhawatiran tentang pasokan yang ketat, penguncian dua tahap Shanghai selama sembilan hari diperkirakan akan menekan permintaan bahan bakar di China, importir minyak terbesar dunia. Pusat keuangan negara itu menyumbang sekitar 4,0 persen dari konsumsi minyak China, kata analis ANZ Research.

Presiden Volodymyr Oleksandrovych Zelenskyy dalam unggahan twitternya dipantau Aksara Jabar, Selasa 29 Maret 2022 menyebutkan tengah membahas negosiasi untuk melawan agresi dan kejahatan Federasi Rusia.

Baca Juga: YouTuber Reza Arap Kembalikan Rp950 Juta dari Doni Salmanan ke Polisi

"Membahas dengan Rektor @OlafScholz jalannya proses negosiasi. Dilaporkan tentang kemajuan melawan agresi dan kejahatan Federasi Rusia. Mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan oleh ???????? . Tekanan terhadap Rusia harus terus berlanjut, sanksi harus ditingkatkan," ungkap Volodymyr. ***

Editor: Igun Gunawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah