Arti Mimpi Nabi Ibrahim Untuk Menyembelih Nabi Ismail : Awal Mula Sejarah Idul Adha

- 28 Juni 2022, 19:48 WIB
Arti Mimpi Nabi Ibrahim Untuk Menyembelih Nabi Ismail: Awal Mula Sejarah Idul Adha
Arti Mimpi Nabi Ibrahim Untuk Menyembelih Nabi Ismail: Awal Mula Sejarah Idul Adha /Call112surabaya

AKSARA JABAR - Hari raya idul adha atau hari raya kurban adalah hari raya umat muslim di seluruh dunia termasuk Indonesia, yang dilaksanakan setiap tanggal 10 Dzulhijjah.

Berikut adalah sejarah idul adha yang erat kaitannya dengan kisah nabi Ibrahim AS.

Pada malam tanggal 8 Dzulhijjah Nabi Ibrahim alaihissalam bermimpi diperintahkan Allah SWT untuk menyembelih putranya yang bernama Nabi ismail.

Baca Juga: Idul Adha 2022 Jatuh Pada 10 Dzulhijjah, Tanggal Berapa? Ini Jadwal Menurut Pemerintah dan Muhammadiyah

Di dalam Al Quran disebutkan bahwa Nabi Ibrahim bermimpi di mana Allah memerintahkan dia untuk mengorbankan putranya sebagai tanda ketaatan kepada Allah SWT.

يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ

Artinya: "Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu.” (Qur'an Surat Ash-Shaffat ayat 102).

Berkaitan dengan isi mimpinya tersebut Nabi Ibrahim AS merasa ragu atas kebenarannya. Apakah mimpi itu benar berasal dari Allah SWT atau hanya berasal dari setan yang mengganggunya.

Baca Juga: Kapan Puasa Arafah Menjelang Idul Adha 2022? Inilah Jadwalnya Lengkap dengan Keutamaan dan Niatnya

Sampai pada siang harinya nabi Ibrahim terus merenung dan berfikir tentang isi mimpinya tersebut. Hal ini erat kaitannya dengan dinamakan Tarwiyah yang artinya merenung atau berpikir. Sehingga pada tanggal 8 Dzulhijjah ini di sunnahkan untuk melaksankan puasa tarwiyah.

Pada malam tanggal 9 Dulhijjah, Nabi Ibrahim AS kembali mengalami mimpi yang sama, yaitu menyembelih putranya Ismail. hal ini menjadikan Nabi Ibrahim yakin jika perintah menyembelih putra nya tersebut adalah datang dari Allah SWT.

Hal ini tentu bukan hal yang mudah bagi Nabi Ibrahim AS. Betapa tidak, Nabi Ibrahim AS diperintahkan menyembelih putranya sendiri, seorang putra yang cukup lama diharapkan kehadirannya dari Istrinya, Siti Hajar.

Pada malam tanggal 10 Dzulhijjah Nabi Ibrahim kembali bermimpi serupa. Oleh karena mimpi ini telah tiga kali terjadi, maka besoknya (siang hari tanggal 10 Dzulhijjah) Nabi Ibrahim memutuskan untuk melaksanakan mimpi tersebut setelah terlebih dahulu berdiskusi dengan anak dan isterinya.

Baca Juga: Idul Adha Tinggal Menghitung Hari, Berikut Tips Mengolah Daging Yang Baik Dan Benar Dikala Wabah PMK Menyerang

Ketetapan Nabi Ibrahim AS untuk melaksanakan penyembelihan Ismail pada hari itu dapat dihubungkan dengan nama hari tanggal 10 Dzulhijjah yang disebut juga dengan hari Nahar artinya menyembelih.

Dahulu pada saat nabi ismail masih bayi terpaksa dipindahkan bersama ibunya dari syam ke mekkah dan mereka bertemu kembali pada saat nabi ismail sudah dewasa.

Pertemuannya kini pun tidak berlangsung lama. Mimpi nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya tersebut harus dilaksanakan.

Anak yang selama ini hanya dibesarkan oleh jerih payah ibunya yang berjuang sendiri menghidupi dan membesarkan anaknya, lalu tiba-tiba nabi Ibrahim datang memberikan kabar tentang mimpinya dan membawa pergi anak tersebut untuk disembelih.

Baca Juga: Tips Agar Cepat Hamil Dengan Bahan Herbal Ala Dr. Zaidul Akbar, Bisa Dengan Menggunakan Kunyit

Keadaan ini sangat berat bagi Nabi Ibrahim. Wajar jika dia berpikir, merenung, dan ragu terhadap apa yang sedang dialaminya.

Setelah ayah dan anak itu sepakat untuk melaksanakan penyembelihan, keduanya berjalan menuju suatu bukit batu yang kemudian disebut Jabal Qurbati (Bukit Qurban).

Dalam perjalanan, kemudian iblis menggoda dan membujuk keduanya agar penyembelihan terhadap Nabi Ismail tidak dilaksanakan tetapi Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail tidak tergoda.

Mereka lantas melempari iblis dengan batu kerikil supaya menghentikan godaannya. Akan tetapi iblis tetap mengejar meraka dan kembali mambujuk agar niat mereka itu diurungkan.

Namun keduanya tatap berbulat tekad untuk melaksanakannya. Kembali mereka mangusir dan melempar iblis tersebut.

Baca Juga: Daftar Harga Hewan Kurban Sapi dan Kambing 2022 Lengkap Jelang Idul Adha

Demikianlah peristiwa pelemparan iblis terjadi di tiga tempat, ketiga tempat itulah yang disebut dengan Jumrah Ula, wustha, Aqabah. yang kemudian melempar jumrah sekarang menjadi salah satu rangkaian dalam ibadah haji.

Inti pelajaran dari ayat atau kisah tersebut yang patut kita ambil hikmahnya adalah tentang kepatuhan seorang Nabi Ibrahim AS kepada Allah, seorang ayah yang dengan keikhlasannya menunaikan perintah Allah, walaupun la harus menyembelih putranya sendiri.

Demikian pula Nabi Ismail,seorang anak yang dengan sabar dan ikhlas menyerahkan nyawanya sebagai pelaksanaan perintah Allah yang ditujukan kepada ayahnya.***

Editor: Kanda Yusuf Abdillah

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah