Bangun Toleransi, Ketua Umum BPL PB HMI Sebut Muslim yang Ucapkan Natal sebagai Kebaikan

- 25 Desember 2020, 18:52 WIB
Ketua Umum BPL PB HMI 2018-2020, Nur Cahyono (kiri depan)
Ketua Umum BPL PB HMI 2018-2020, Nur Cahyono (kiri depan) /Aksara Jabar/


AKSARAJABAR- Pada tanggal 25 Desember 2020 yang biasa diperingati sebagai Hari Raya Natal, Ketua Umum BPL PB HMI 2018-2020, Nur Cahyono menyebut seorang muslim yang mengucapkan Selamat Natal pada penganut Kristen adalah contoh baik di dalam konteks berbangsa dan bernegara.

‘’Menurut saya itu suatu kebaikan. Jika ditinjau dari aspek sejarah, Indonesia itu ada karena diperjuangkan oleh berbagai etnis, suku, dan agama. Jadi, dari awal lahirnya Indonesia kita itu sudah bersatu, ikatannya sudah kuat dalam merebut kemerdekaan,’’ kata Cahyono dalam rilis pers yang diterima Aksara Jabar, Jumat, 25 Desember 2020.

Mantan Ketua Umum BPL HMI Cabang Jakarta Raya ini menjelaskan, dalam fakta sejarah tercatat, masuknya Islam di Indonesia melalui cara damai dan rukun, yaitu dengan menggunakan perangkat budaya yang lebih dulu hidup di bumi Nusantara.

Baca Juga: LAWAN Institute Minta Gubernur Ridwan Kamil Berhenti Omong Besar, Mulai Wujudkan Janji!

Sehingga, ucap Magister Universitas Paramadina ini, kultur saling mengucapkan selamat pada pemeluk agama dan budaya berbeda adalah ruh Bangsa Indonesia yang tidak ada hubungannya dengan percampuran iman.

‘’Dilihat dari budaya, Indonesia banyak sekali budaya. Di setiap wilayah memiliki budaya masing-masing. Leluhur kita dulu, penyebar ajaran Islam tidak menghilangkan kultur yang ada. Tapi, mereka memasukan nilai-nilai Islam di dalamnya. Itu sebabnya Islam mudah diterima. Kalau mereka menyebar ajaran dengan kekerasan, belum tentu leluhur kita menerima. Simpulannya, selama itu baik mari ucapkan natal. Jangan melihat dari sisi identitas, tapi ke arah nilainya,’’ ajaknya.

Sarjana lulusan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini mengingatkan kader HMI se-Indonesia agar tidak gagap pada perbedaan. Menurutnya, yang paling penting dalam hidup ini adalah sebanyak mungkin mengambil sisi baik dari manapun datangnya.

Instruktur Senior di HMI ini memaparkan, bahwa agama sejatinya diciptakan untuk merukunkan antarsesama umat manusia. Agama, tegasnya, bila hanya jadi alat untuk membenci dan bermusuhan, menjadi kehilangan daya gunanya.

‘’Pesan saya kepada kader HMI, jangan mudah menilai orang benar dan salah. Selama itu baik, kita harus bisa terima. Yang terpenting saling menghargai dan menghormati kepercayaan setiap agama yang ada. Agama hadir atas dasar kemanusiaan. Agama tidak mengajarkan saling benci, bermusuhan, apalagi peperangan,’’ pungkasnya. ***

Editor: Iing Irwansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x