Ulumul Quran Sebuah Ilmu Pengantar Untuk Mengenali Isi Kandungan Tuntunan, Ternyata Ini Asal-usulnya

20 Februari 2021, 00:24 WIB
Al-Quran. /Pexels.com/Abdulmeilk Aldawsari

 

AKSARA JABAR - Ulumul Quran bukan merupakan ilmu baru. Menurut beberapa sumber, Ulumul Quran sudah berkembang semenjak zaman Nabi Muhammad SAW. Saat itu, isi Al-quran ada yang dicatat pada daun, batu, kulit, bahkan pelapah kurma.

Bahkan pada masa tersebut, penafsiran Alquran yang dilakukan Nabi SAW dalam bentuk hadis, sudah turut  berlangsung pula. Namun beliau menyampaikan pelarangan untuk tidak melakukan penulisan terhadap penafsiran Alquran dalam bentuk hadis.

Pelarangan tersebut didukung dengan keadaan para sahabat yang mempunyai kekuatan dalam menghafal segala yang disampaikan Nabi SAW. Kalau pun ada persoalan yang berhubungan dengan Alquran, mereka menanyakannya langsung kepada beliau.

Baca Juga: Alasan Alquran Jadi Pedoman Umat Islam Karena Isinya Berupa Tuntunan Tanpa Ada Keraguan di dalamnya

Selain disebabkan oleh kuatnya hapalan di kalangan para sahabat, pelarangan menuliskan tafsir quran dalam bentuk hadis diakibatkan karena kondisi kebanyakan para sahabat masih terbilang tidak mumpuni dalam bidang catat mencatat.

Penulisan Ulumul Quran belum dilakukan, di tahun pertama Hijrah namun kendati demikian penulisan dan pembukuan Al-Quran telah dilakukan oleh para sekretaris Nabi SAW di masa Umar Ibnu Khathab ra yang melahirkan suatu suhuf.

Kemudian suhuf tersebut disimpan oleh Putri Umar Ibnu Khathab Khafsah. Untuk melakukan penyeragaman model tulisan, pada masa Ustman ibnu Affan, para sekretaris Nabi saw mulai melakukan upaya penulisan terhadap al-Quran.

Baca Juga: Amalan Utama Membaca Kalimat Laa Ilaaha Illalah 10 Kali Tumbuhkan Ketenangan Jiwa dan Ketentraman Pikir

Melalui proses penulisan Alquran yang dilakukan pada masa tersebut melahirkan Rasm Utsmani, yang mendorong lahirnya Ilmu Rasm al-Quran Utsmani. Adapun untuk penyempurnaan penulisan Alquran dilakukan oleh Abu Al-Aswad Ad-Duali, di masa Khalifah Ali bin Abi Thalib.

Ia melakukan penyempurnaan penulisan Alquran berdasarkan pada perintah Ali. Pada penyempurnaan penulisan Alquran di masa ini, Al-Aswad Ad-Duali meletakkan dasar-dasar gramatika Alquran yang dikenal dengan Qawaid Nahwiyah.

Pada akhirnya lahirlah Ilmu Irab Alquran untuk membantu sekaligus mempermudah dalam menangkap pemahaman makna Alquran secara sistematis.

Memasuki tahun kedua Hijrah, semangat melakukan pembukuan pada hadis Nabi SAW mulai bermunculan. Bahkan tak hanya itu, di tahun ini turut dimunculkan juga berbagai bab dan tafsir quran yang disebut Tafsir Bi Al-Matsur.

Semangat melakukan pembukuan terhadap hadis Nabi SAW tersebut mengakibatkan dikenalnya tahun ini sebagai tahun masa pembukuan atau As-shr Al-tadwin.

Baca Juga: 4 Amalan Jitu Menuju Hidup Berkah, Damai, dan Saling Selamat Menyelamatkan di antara Sesama Manusia

Ulumul Quran semakin mengalami perkembangan sewaktu memasuki tahun ketiga dan keempat Hijrah. Perkembangannya itu ditandai dengan disusunnya beberapa karya tulis. Seperti Karya Ali bin Al-Madani, Ilmu Asbab Al-Nuzul.

Berikut karya tulis dan penyusunnya yang muncul di tahun ketiga dan keempat Hijrah. Ilmu al-Nasikh wa Al-Mansukh dan Ilmu Qiraat ditulis oleh Abu Ubay bin Salam.

Ilmu Makki dan Madani buah pena Muhammad bunn Ayub al-Dhirris. Ilmu Gharib al-Quran buah pikiran Abu Bakar al-Sijistani. Al-Hawi fi Ulum al-Quran setebal 27 Juz oleh Muhammad bin Khalaf al-Marzuban.

Aja'ib Ulum al-Quran tulisan Abu Bakar Muhammad bin Qashim al-Anbari mengkaji tentang Tujuh Huruf (bentuk), penulisan Mushaf, Jumlah Bilangan Surah, Ayat, dan Kata-kata dalam al-Quran.

Al-Mukhtazan fi Ulum al-Quran karya tulis Abu Hasan al-Asy'ari. Nakat al-Quran al-Dallah ala al-Bayan fi Anwa al-Ulum wa al-Ahkam al-Munbiah an Ikhtilaf al-Anam disusun oleh Abu Muhammad al-Qassab Muhammad bin Ali al-Karakhi. Serta Al-Istighna fi Ulum al-Quran terdiri dari 20 Jilid karya tulis Muhammad bin Ali al-Adwafi (W. 388 H).***

Editor: Iing Irwansyah

Tags

Terkini

Terpopuler