LaNyalla juga membangkitkan kesadaran kritis warga PSHT sebagai penjaga Pancasila.
"PSHT harus menjadi benteng pertahanan ideologi Pancasila dari serangan liberalisme dan kapitalisme yang lahir dari ideologi individualisme dan sekulerisme," tegasnya.
Sebagai organisasi yang berkontribusi terhadap lahirnya Indonesia, LaNyalla mengajak agar warga PSHT melihat dan mengamati arah perjalanan bangsa ini.
"Ada banyak pradoksal di tengah-tengah kita, baik dalam hal pembangunan, hingga ketidakadilan ekonomi dan kemiskinan struktural," paparnya.
Baca Juga: Kapan Pendaftaran CPNS dan PPPK 2022 Dibuka? Ini Rincian Formasi Guru, Tenaga Kesehatan dan Dosen
Dengan demikian, LaNyalla mengajak warga PSHT bersama-sama mengembalikan kedaulatan rakyat kembali di tangan rakyat.
Sebab, kata LaNyalla, oligarki ekonomi yang bersekutu dengan oligarki politik telah menyandera penguasa yang pada akhirnya bertindak ugal-ugalan dalam membuat kebijakan nasional.
Alumnus Universitas Brawijaya Malang itu juga menekankan agar warga PSHT membangun kesadaran kritis terhadap konsep kebijakan pendidikan nasional bangsa ini.
"Cita-cita bangsa ini dalam kalimat 'mencerdaskan kehidupan bangsa' bukan hanya sekadar mencerdaskan otak saja, tetapi juga mencerdaskan kehidupan. Artinya, mencerdaskan kemanusiaan secara utuh, termasuk di dalamnya moral dan akhlak, jasmani dan rohani, serta semangat nasionalisme dan patriotisme," urainya.
Baca Juga: Manfaat Minum Teh, Bisa Kurangi Resiko Kematian hingga Cegah Gigi Berlubang