Kawal Gerakan Mengembalikan UUD1945 Naskah Asli, Ketua DPD RI: PSHT Harus Jadi Pertahanan Ideologi Pancasila

- 2 September 2022, 15:03 WIB
Ketua Dewan Pembina PSHT, yang juga Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengucapkan selamat kepada Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa usai dikukuhkan sebagai Warga Kehormatan Utama PSHT di sela puncak perayaan 1 abad PSHT di Graha Krida Budaya Padepokan Agung, Madiun, Jawa Timur.
Ketua Dewan Pembina PSHT, yang juga Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengucapkan selamat kepada Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa usai dikukuhkan sebagai Warga Kehormatan Utama PSHT di sela puncak perayaan 1 abad PSHT di Graha Krida Budaya Padepokan Agung, Madiun, Jawa Timur. /Humas/DPD RI

AKSARAJABAR - Ketua DPD RI, sekaligus Ketua Dewan Pembina Pusat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT),  AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mengajak seluruh warga PSHT untuk mengawal gerakan mengembalikan kedaulatan dan mewujudkan kesejahteraan rakyat dengan kembali ke UUD 1945 naskah asli, untuk kemudian disempurnakan melalui adendum.

LaNyalla mengatakan, cara tersebut tidak akan menghilangkan Pancasila sebagai staats fundamental norm.

"UUD 1945 naskah asli mutlak kita sempurnakan agar kita tidak mengulang penyimpangan praktik yang terjadi di era Orde Lama dan Orde Baru, karena kita harus selalu belajar dari sejarah," ujarnya, dalam rilis yang diterima Aksarajabar.com pada acara puncak peringatan 1 Abad PSHT di Graha Krida Budaya Padepokan Agung, Madiun, Jawa Timur, pada Jumat, 2 September 2022.

Baca Juga: Berani Tambang Tanah Tanpa Izin di Cipendeuy, Polres Subang Berhasil Ringkus Pelaku Usaha

Menurut LaNyalla, saat ini Pancasila hanya sebatas slogan, karena dalam praktiknya Pancasila tak pernah disertakan dalam menentukan arah perjalanan bangsa ini.

Hal itu, katanya, terjadi sejak amandemen konstitusi sebanyak empat tahap pada tahun 1999 hingga 2002 silam.

"Setelah konstitusi diamandemen, antara Pancasila dengan isi dan bunyi pasal-pasal dalam UUD hasil perubahan itu sudah tidak nyambung lagi," tegas LaNyalla.

Dari hasil kajiannya, konstitusi baru hasil amandemen 1999-2002 sangat kental dengan ideologi individualisme dan liberalisme.

Baca Juga: Besok 3 September 2022, PLN Bakal Lakukan Pemadaman Listrik di Beberapa Wilayah Subang Kota

“Maka tak heran jika belakangan ini kapitalisme dan sekulerisme semakin menguat di Indonesia," papar LaNyalla.

Halaman:

Editor: Kanda Yusuf Abdillah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x