Angka Belanja Online saat Ramadhan Naik, Hati-hati Jebakan Belanja Online Berkedok Promosi

- 29 Maret 2022, 20:12 WIB
Ilustrasi berbelanja online
Ilustrasi berbelanja online /Pixabay.com/Preis_King

Data Kaspersky untuk Indonesia menunjukkan ada penurunan pangsa pasar pengguna yang terkena upaya phishing, yaitu 3,9 persen pada 2021 dibandingkan dengan 11,6 persen pada 2020.

Sayangnya, penurunan jumlah serangan phishing tidak berarti dunia digital lebih aman. Ketika permintaan belanja online tinggi, maka hal yang sama berlaku untuk serangan phishing.

Penelusuran Kaspersky secara umum menunjukkan halaman phishing paling sering dirancang untuk meniru toko online (17,61 persen), diikuti dengan portal internet global (17,27 persen), sistem pembayaran (13,11 persen) dan perbankan (11,11 persen).

Agar tidak terkena phishing, jangan pernah mengeklik tautan yang tidak jelas, baik melalui pesan instan, SMS atau email, terutama jika tidak kenal dengan pengirim.

Jika menggunakan dompet digital atau bank digital, kenali saluran komunikasi resmi platform tersebut, apakah nomor telepon, situs, email maupun akun pesan instan.

Untuk aplikasi pembayaran, Kaspersky menyarankan menyalakan notifikasi agar pengguna bisa segera tahu ketika ada aktivitas yang mencurigakan. Nyalakan juga autentikasi dua lapis (two-factor authentication) untuk memberi perlindungan tambahan pada akun.

Jangan pernah membagikan kode one-time password atau OTP kepada orang lain. Jika benar-benar harus membagikan akses akun ke pihak ketiga, pastikan ia adalah pihak yang bisa dipercaya.

Terakhir, saat berbelanja online, hindari melibatkan emosi supaya tidak terjebak penipuan online. Misalnya, diskon untuk perayaan tertentu seringkali diadakan dalam waktu yang terbatas.

Selalu berpikir dua kali ketika berbelanja online untuk menghindari risiko penipuan.***

Halaman:

Editor: Iing Irwansyah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah