Presiden Jokowi Sebut Dunia Bisa Pulih dari Covid-19 Jika Vaksinasi Merata

- 22 Mei 2021, 16:09 WIB
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. / Twitter.com/ @jokowi/

AKSARA JABAR - Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) yang melanda berbagai negara di dunia telah berlangsung lebih dari dua tahun terakhir, sejak diketahui pada 2019 lalu.

Saat ini, negara-negara di dunia pun tengah berupaya memaksimalkan program vaksinasi sebagai upaya pencegahan dan penanganan Covid-19, yang diindikasikan berasal dari Wuhan, China.

Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kesehatan Global, Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menilai dunia bisa pulih dari paparan Covid-19 apabila program vaksinasi telah merata di seluruh negara.

Baca Juga: Reuni Lee Do Hyun dan Go Min Si dalam Drama Korea Youth Of May

"Kita hanya akan betul-betul pulih dan aman dari Covid-19 jika semua negara telah pulih," tutur Jokowi dalam akun Twitter pribadinya, Sabtu 22 Mei 2021.

"Ini saya ingatkan kepada pemimpin negara G-20 peserta KTT Kesehatan Global, semalam. No one is safe until everyone is," imbuhnya.

Namun Jokowi membeberkan, saat ini terdapat persoalan baru dalam penanganan Covid-19. Hal tersebut berkaitan dengan kesenjangan yang masih lebar antara negara kaya dan berkembang dalam program vaksinasi.

Baca Juga: Pemkot Bandung Tutup Objek Wisata Guna Mencegah Covid-19, Berikut Daftar Lokasinya

"Di saat beberapa negara mulai melakukan vaksinasi bagi kelompok berisiko rendah, hanya 0,3 persen pasokan vaksin global yang tersedia bagi negara berpenghasilan rendah," kata Jokowi.

"Lalu 83 persen pasokan vaksin global diterima negara kaya, sisanya untuk negara berkembang yang dihuni 47 persen populasi dunia," sambung kepala negara.

Baca Juga: Sinopsis Dari Jendela SMP SCTV, 22 Mei 2021: Wulan Tak Ingin Jauh dari Joko

Maka itu, Jokowi mengingatkan negara-negara yang tergabung dalam G-20 harus memberikan dukungan terhadap peningkatan produksi dan kesetaraan akses vaksin bagi seluruh negara di dunia.

"Selain itu, G-20 juga harus ikut membangun arsitektur ketahanan kesehatan global yang kokoh untuk dapat menghadapi ancaman serupa di masa mendatang," tandasnya.***

Editor: Bambang Hermawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah