Oleh karenanya, muncul perspektif baru terkait hutang budi 'Holocaust' yang menjadi dasar pendirian negara Israel selama ini terhapus sudah dengan adanya kekejaman bagi kemanusiaan di Palestina.
"Perasaan ini tidak hanya terjadi pada publik AS dan Eropa saja, tetapi juga sudah melanda para pengambil keputusan di AS. Pemerintahan Joe Biden saat ini berbeda jauh dengan Donald Trump, di Eropa juga memiliki kecenderungan sama," ujarnya.
Baca Juga: Kode Redeem FF yang Belum Digunakan Hari Ini 22 Mei 2021, Dapatkan Reward Free Fire dari Garena
Seperti diketahui, sebelum keputusan gencatan senjata antara Israel dengan Palestina diambil dan mulai berlaku pada Jumat 21 Mei 2022 pukul 02.00 dini hari waktu setempat, ribuan demonstran di sejumlah kota AS dan Eropa menggelar aksi solidaritas membela Palestina.
Mereka berunjuk rasa menyerukan agar Israel mengakhiri serangan di Jalur Gaza. Mengutip AFP, Minggu 16 Mei 2021, sekitar 2.000 orang muncul di daerah Bay Ridge di Brooklyn. Mereka meneriakkan 'bebaskan Palestina' dan 'dari sungai ke laut, Palestina akan merdeka'.
Mereka mengibarkan bendera Palestina dan memegang plakat bertuliskan 'akhiri Apartheid Israel' dan 'kebebasan untuk Gaza.'
Baca Juga: Aplikasi Clubhouse Android Sudah Hadir untuk Pengguna Indonesia, Ini Reviewnya !
Beberapa orang Yahudi juga turut hadir. Mereka membawa poster bertuliskan 'Bukan atas nama saya' dan 'solidaritas dengan Palestina.'
Selain di Brooklyn, unjuk rasa itu berlangsung di kota-kota termasuk New York, Boston, Washington, Montreal dan Dearborn, Michigan.
Ratusan orang juga berunjuk rasa di Monumen Washington, ibu kota AS. Di Montreal, ribuan orang berdemonstrasi menyerukan pembebasan Palestina.