Aksi Terorisme di Dunia Termasuk Indonesia Salah Satunya dari Aliran Dana Indonesia

- 29 Maret 2021, 16:57 WIB
Pakar Geopolitik Timur Tengah Dina Sulaeman membeberkan aliran dana dari Indonesia yang digunakan untuk aksi terorisme di Dunia dan Indonesia.
Pakar Geopolitik Timur Tengah Dina Sulaeman membeberkan aliran dana dari Indonesia yang digunakan untuk aksi terorisme di Dunia dan Indonesia. /Tangkapan Layar YouTube/Deddy Corbuzier/
 
AKSARA JABAR- Aliran dana dari Indonesia untuk Suriah digunakan untuk aktivitas terorisme di Suriah dan Indonesia.
 
Oleh sebab itu, aliran dana untuk negara Suriah harus dihentikan sebagai upaya penghentian aksi terorisme baik di luar maupun dalam negeri.
 
Pakar Geopolitik Timur Tengah Dina Sulaeman mengatakan, salah satu organisasi teroris seperti Jays al-Islam di Suriah mengambil alih gedung sekolah untuk dijadikan gudang makanan.
 
 
"Rakyat Aleppo yang kelaparan datang beramai-ramai menyerbu gudang makanan itu. Para teroris itu mengumpulkan makanan untuk mereka sendiri. Dan diantara dus yang dibawa itu, tertulis Indonesia," kata Dina saat menjadi narasumber Podcast Deddy Corbuzier dalam channel YouTube Deddy Corbuzier yang diunggah Senin, 29 Maret 2021.
 
Dina memaparkan, beberapa fakta telah ditemukan bahwa sumbangan dari Indonesia ke Suriah jatuh ke tangan kelompok-kelompok teroris.
 
"Ada sebuah lembaga donasi misalnya Misi Medis Suriah yang memanfaatkan media sosial Facebook. Mereka kerap melaporkan terkait donasi yang diterima melalui unggahan Facebook sambil memegang bendera Free Syrian Army. Free Syrian Army itu siapa? Ya sama aja mereka juga, teroris juga," ungkapnya.
 
 
Ketika di lapangan, dia menuturkan, Free Syrian Army, ISIS, Jays al-Islam, dan lainnya merupakan kelompok teroris yang sering bersama ketika berperang.
 
Kendati sudah diketahui afiliasi teroris tersebut namun belum ada sikap tegas dari Pemerintahan Indonesia khususnya dalam hal aliran dana untuk Suriah.
 
"Sejak tahun 2012 saya sering menulis dan membongkar lembaga yang terafiliasi kelompok teroris. Mungkin (Pemerintahan Indonesia) tidak membaca tulisan saya" ucapnya.
 
 
Berdasarkan data, dia menuturkan, ada aliran dana dari negara-negara teluk kepada lembaga-lembaga di Indonesia yang memiliki ideologi yang biasanya akan berkembang menjadi kelompok radikalisme dan terorisme.
 
"Saya sebagai orang luar, saya gak bisa melacak isi PPATK. Tapi yang bisa saya jawab, ada terlihat indikasi-indikasi seperti itu, itu untuk Indonesia," ujarnya.
 
Disebutkan Dina, negara-negara di Eropa telah mengkritik aliran dana untuk  negara-negara teluk. Bahkan Negara Arab Saudi telah mengambil sikap menghentikan aliran dana untuk negara-negara teluk termasuk Suriah.
 
 
"Karena dana ini akhirnya ternyata mengalir kepada kelompok-kelompok garis keras di negara mereka. Jadi mereka udah bersuara kalau di negara Eropa. Dana itu, kelompok-kelompok, yayasan-yayasan yang sama itu juga mengalirkan dananya juga ke Indonesia," tuturnya.
 
Ditegaskan Dina, membongkar afiliasi terorisme melalui jalur aliran dana di Indonesia mudah jika memang Pemerintahan Indonesia mau mengambil sikap.
 
"Kalau mau sebenarnya itu mudah sekali dilacak," katanya.
 
 
Untuk menghentikan radikalisme dan terorisme di Indonesia, diterangkan dia, bisa dilakukan dengan menyetop aliran dana.
 
"Kalau aliran dana ini distop, mereka (kelompok teroris) tidak bisa ngapa-ngapain, tidak bisa membuat buku, membuka pengajian-pengajian yang bermuatan radikalisme," ungkapnya.***

Editor: Igun Gunawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x