AKSARA JABAR– Analis Sosial Politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun menilai Presiden Joko Widodo melakukan kebohongan.
Bahkan antara, Kementerian Perdagangan (Kemendag) dengan Presiden Jokowi sapaan akrab Joko Widodo sudah tidak lagi sama (sejalan).
Menurut dia, berdasarkan informasi Menteri Perdagangan (Mendag), stok beras nasional tinggal sekitar 800 ribu ton yang mana 300 ribu tonnya sudah tidak layak komsumsi.
Baca Juga: TV Kurang Diminati, Kemendikbud Ubah Skema BDR Menggunakan Platform Digital Mulai April Mendatang
Akibat kondisi tersebut, Kemendag memutuskan melakukan impor 1 juta ton beras untuk mencukupi kebutuhan beras nasional.
“Argumentasinya seperti itu tetapi tiba-tiba beberapa hari kemudian, presiden mengatakan tidak perlu impor beras. Bayangkan, menteri dan presiden tidak sama (sejalan). Alasannya, petani padi mau panen dan kemungkinan akan ada surplus beras jadi tidak perlu impor beras,” kata Ubedilah melalui postingan Instagram pribadinya @ubedilahbadrun.official yang diunggah Minggu, 28 Maret 2021.
Baca Juga: Detik-detik Ledakan Bom di Makasar Terekam CCTV, Diduga Kuat Aksi Bunuh Diri
Pernyataan Presiden Jokowi pada Jumat, 26 Maret 2021 di Istana Merdeka yang mengatakan sudah tiga tahun tidak impor beras, dinilai Ubedilah merupakan kebohongan karena pada faktanya, Indonesia melakukan impor beras pada setiap tahunnya.
“Saya kira itu bahasanya tidak jujur, ya, atau bahasa lebih ekstremnya bohong. Karena kalua kita cek dari data BPS (Badan Pusat Statisktik) justru data tahun 2018 itu, impornya dahsyat, itu satu tahun menjelang Pemilu,” ungkapnya.