Network
AKSARA JABAR – Menjadi penyebab pembekuan darah, sejumlah negara di Eropa menghentikan penggunaan dosis vaksin AstraZeneca.
Penghentian penggunaan vaksin hasil kerja sama perusahaan farmasi Inggris dengan Oxford University itu setelah banyaknya laporan dari sejumlah penerima dosis vaksin yang mengalami efek samping berat.
Sehubungan penghentian penggunaan dosis vaksin AstraZeneca di sejumlah negara, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, di Indonesia, vaksin AstraZeneca belum didistribusikan.
Sampai saat ini, lanjut Maxi, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) masih mengkaji terkait laporan efek samping dosis vaksin AstraZeneca tersebut.
"Kami masih menunggu kajian dari BPOM," jelas Maxi dalam konferensi pers, sebagaimana dikutip tim Aksara Jabar dari laman PMJ News, Senin, 15 Maret 2021.
Adanya efek pembekuan darah sebagaimana laporan sejumlah penerima dosis vaksin AstraZeneca di Eropa, dia menerangkan, pengkajiannya akan terus diintensifkan meskipun sebelumnya, vaksin AstraZeneca ini telah mendapat izin penggunaan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Baca Juga: Sepakat! Persib Jalin Kerja Sama dengan Ezra Walian di Ulang Tahun Ke-88
"Memang sudah ada laporan EUL dari WHO tetapi karena ada masalah laporan yang ada di Eropa (terkait efek pembekuan darah) dan di beberapa negara, sehingga BPOM dan ITAGI sudah menentukan rapat terkait dengan efek samping AstraZeneca," ungkapnya.
