Mitigasi Erupsi Gunung Merapi, BNPB Minta Antisipasi Fenomena La Nina

- 29 November 2020, 23:26 WIB
Gunung Merapi diperkirakan akan mengalami erupsi yang bersifat efusif atau lelehan, setelah statusnya dinaikkan menjadi Level III atau siaga.
Gunung Merapi diperkirakan akan mengalami erupsi yang bersifat efusif atau lelehan, setelah statusnya dinaikkan menjadi Level III atau siaga. /Dok. BNPB Indonesia/

AKSARAJABAR - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Kedeputian Bidang Pencegahan meminta kepada seluruh komponen agar mengatisipasi terhadap dampak La Nina dalam rangka memitigasi segala potensi ancaman bencana Gunung Merapi, setelah statusnya dinaikkan menjadi Level III atau 'Siaga' sejak Kamis (5/11/2020).

Dilansir dari laman resmi BNPB, berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), fenomena La Nina dapat memicu hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di seluruh wilayah Indonesia pada Bulan Desember 2020 hingga Januari dan Februari 2021.

Terkait dengan Gunung Merapi, Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Lilik Kurniawan mengatakan, fenomena La Nina tersebut kemudian dapat memicu banjir lahar dingin apabila hujan lebat dengan intensitas tinggi terjadi di sekitar puncak Gunung Merapi.

Baca Juga: Kemendikbud Distribusikan Sekaligus Bantuan Kuota Internet Pelajar dan Mahasiswa, Ini Teknisnya

Material berupa pasir dan bebatuan dari sisa erupsi akan meluncur melalui hulu sungai dan mengalir melewati wilayah lereng gunung yang menjadi kawasan permukiman penduduk. Sehingga hal itu harus menjadi catatan dan antisipasi dari upaya mitigasi kebencanaan Gunung Merapi.

"Apabila nanti ada erupsi, kemudian material (sisa erupsi) itu ada di badan-badan sungai yang berhulu di Merapi, maka kita wajib dan harus memasukkan ancaman banjir lahar dingin ini menjadi bagian dari upaya pencegahan maupun mitigasi," kata Lilik dalam diskusi bertajuk 'Erupsi Merapi, Apa Yang Bisa Kita Lakukan' melalui media daring. Minggu, 29 November 2020.

Lebih lanjut, apa yang disampaikan Lilik juga merujuk kepada catatan sejarah tentang erupsi Gunung Merapi 2010, di mana banjir lahar dingin terjadi pascaerupsi dan kemudian merusak banyak rumah milik warga yang berada di wilayah lereng dan hilir sungai.

Baca Juga: Giliran Rizieq Shihab Bakal Dipanggil Penyidik Polda Metro Jaya

"Pada tahun 2010 di mana Kali Code sempat meluap, kemudian Gajahwong juga meluap dan Krasak kembali kepada aliran awalnya yang banyak merusak rumah-rumah masyarakat yang berada di sekitar Magelang," kata Lilik.

Halaman:

Editor: Igun Gunawan

Sumber: BNPB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x