Vaksin Sinovac Tidak Dapat Diberikan Pada Anak-Anak, LIPI Ajak Masyarakat Mengenali Jenis Vaksin Covid-19

24 Februari 2021, 19:54 WIB
Vaksin Sinovac tahap pertama saat tiba di Kalbar beberapa waktu yang lalu /Yapi Ramadhan/Warta Pontianak

AKSARA JABAR- Sejak pendistribusian vaksinasi Covid-19 tahap pertama pada 13 Januari 2021 lalu, anak-anak tidak menjadi sasaran prioritas sebagai penerima vaksin. Hal itu dikarenakan, vaksin Covid-19 termasuk vaksin Sinovac belum mendapatkan izin emergency use authorization yang diperbolehkan untuk digunakan pada anak-anak.

Berdasarkan informasi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), untuk pembuatan vaksin memerlukan proses panjang dan waktu yang tidak singkat. Kendati demikian, saat ini telah ada bermacam-macam vaksin untuk Covid-19 yang dapat dibedakan berdasakan molekul atau komponen dari vaksin-vaksin tersebut.

Ada komponen vaksin yang dibuat dengan cara mematikan virus, ada yang menggunakan protein virus, ada yang menggunakan mRNA, serta ada pula vaksin berbasis adenovirus.

Baca Juga: Bocoran Wandavision Episode 8: Buku Misterius Darkhole yang Dipakai Wanda Mengalahkan Sihir Agnes

Dalam tahapan pembuatan vaksin Sinovac, virus Covid-19 dikembangbiakan menggunakan sel Vero yang berasal dari sel ginjal Monyet Hijau. Di dalam sel ini, virus dapat memperbanyak diri hingga virus akan keluar dari sel dan dapat dipanen.

Pada tahapan pemanenan, virus tersebut akan diisolasi dan dimurnikan dari komponen-komponen yang mengganggu sampai akhirnya virus tersebut akan dimatikan salah satunya dengan penggunaan bahan kimia.

Tahapan terakhir, akan dilakukan pemurnian Kembali agar dapa diperoleh bahan vaksin yang akan ditambahkan komponen lain (adjuvan) untuk peningkatan fungsi bahan vaksin.

Peneliti Bioteknologi Kesehatan pada Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Wien Kusharyoto mengatakan, vaksin Sinovac hanya bisa digunakan pada kelompok umur tertentu. Sebab, pada uji klinis tahap 3 di Indonesia, vaksin Sinovac diujikan pada kelompok umur 18 hingga 59 tahun.

Baca Juga: Digempur Disrupsi dan Pandemi, HU Pikiran Rakyat Membuktikan Tetap Layak Menerima Penghargaan Gold Winner

Maka dari itu, lanjut Wien, emergency use authorization hanya diberikan dengan mengacu pada kelompok umur dan kondisi tubuh sebagaimana yang diujikliniskan dan bukan untuk diberikan terhadap anak-anak.

“Sejauh ini belum ada vaksin Covid-19 yang mendapatkan emergency use authorization yang diijinkan untuk digunakan anak-anak. Sehingga anak-anak ini termasuk golongan yang akan menunggu lebih lama untuk mendapat vaksinasi,” ujarnya.

Sehubungan hal tersebut, Wien menerangkan, efikasi vaksin Sinovac dinilai berdasarkan data uji klinis tahap 3 dan efektivitasnya baru dapat dilihat setelah digunakan di masyarakat dengan rentang waktu yang variatif.

“Misalnya setelah 3 bulan pertama. Ketika seseorang telah melakukan vaksinasi, perlu rentang waktu tertentu bagi tubuh untuk membentuk antibodi, yaitu sekitar dua minggu sampai satu bulan setelah vaksinasi,” ugnkapnya.

Baca Juga: 9 Kebiasaan Sebelum Tidur Sederhana yang Bermanfaat Pada Kecantikan Seorang Wanita

Untuk kelompok masyarakat dengan kasus penyakit penyerta (komorbid), dia membeberkan, respon kekebalan tubuhnya terhadap infeksi virus bisa mengkhawatirkan.

Sebagai contoh, sambungnya, orang dengan penyakit darah tinggi atau diabetes efeknya bisa parah Ketika terinfeksi virus karena respon kekebalan tubuhnya rendah.

“BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) akan mengkonfirmasi dan memberikan kriteria apakah vaksin tersebut juga bisa diberikan pada mereka yang memiliki komorbiditas. Sementara itu, bagi masyarakat yang memiliki alergi, maka mereka dapat memilih alternatif vaksin lainya. Dianjurkan untuk menunggu di tempat selama 30 menit setelah vaksinasi dilakukan untuk melihat apakah ada efek alergi yang muncul, agar kemudian dapat ditangani dengan cepat oleh tim medis,” tuturnya.

Baca Juga: Kecamatan Batununggal Bandung Duduki Peringkat Kelima dengan Jumlah Kasus Positif Aktif Covid-19 Terbanyak

Sementara bagi masyarakat dengan kasus penyintas Covid-19, dia menyebutkan, vaksinasi Covid-19 dapat diberlakukan meskipun ada risiko terinfeksi kembali oleh virus apabila respon antibodi masih lemah.

“Jadi memang tetap perlu konsultasi terlebih dahulu untuk penentuan waktu yang tepat melakukan vaksinasi. Bagaimanapun vaksin tetap diperlukan untuk meningkatkan respon tubuh kita dalam menciptakan antibodi,” katanya.***

 

Editor: Igun Gunawan

Sumber: LIPI

Tags

Terkini

Terpopuler