Sempat Viral Video Xabiru Nangis Kangen Ayah ke Rachel Vennya, Inilah Perasaan Anak Jika Orang Tuanya Bercerai

- 9 Januari 2023, 14:13 WIB
Anak broken home merasa iri dengan keharmonisan keluarga orang lain. / pixabay timisu
Anak broken home merasa iri dengan keharmonisan keluarga orang lain. / pixabay timisu /

AKSARA JABAR - Rachel Vennya kembali menuai perhatian netizen. Dikabarkan, sang putra Xabiru Oshe Al-Hakim merindukan sang ayah di hari ulang tahunnya.

Bocah yang akrab disapa Biru tersebut, meminta sang ayah Niko Al-Hakim untuk tinggal kembali bersama keluarga.

Namun, Rachel Vennya memberikan pengertian bahwa mereka tidak bisa tinggal bersama lagi karena sudah bercerai.

Baca Juga: Chord Kunci Gitar Cerito Mustahil - Denny Caknan, Lagu Kedua di Album Kalih Welasku

Perceraian memang sesuatu yang menakutkan bagi semua orang, terlebih jika pasangan tersebut memiliki anak. Umumnya, anak dari pasangan bercerai disebut anak 'broken home'.

Ada beberapa efek yang timbul pada anak yang orang tuanya tak lagi bersama. Dikutip dari The News International, berikut sederet efek psikologis anak yang orang tuanya bercerai

1. Emosional
Usai bercerai, anak-anak dari usia pra-sekolah hingga masa remaja mengalami defisit dalam perkembangan emosi.

Menurut psikolog Lori Rappaport, anak-anak dari segala usia mungkin tampak menangis atau tertekan, bahkan bisa bertahun-tahun setelah orang tua bercerai.

Selain itu, beberapa anak usianya lebih tua mungkin menunjukkan reaksi emosional yang sangat kecil terhadap perceraian orang tua mereka. Menurut Lori Rappaport, ini mungkin menghambat bagi perkembangan anak.

Anak yang menunjukkan reaksi emosional yang sangat kecil cenderung memendam rasa sakit mereka.

Penekanan emosional ini mempersulit orang tua, guru, dan terapis untuk membantu anak memproses perasaannya dengan cara yang sesuai dengan perkembangannya.

Baca Juga: The Glory, Drakor Song Hye Kyo yang Terinspirasi dari Kisah Nyata, Simak Dampak Menjadi Korban Bullying!

2. Pendidikan
Perceraian memiliki dampak akademis bagi seorang anak broken home. Selain diakibatkan stres, gaya hidup dan dinamika keluarga broken home juga menghambat sang anak untuk menjadi 'bintang' di sekolah.

Meski demikian, tidak semua anak broken home mengalami hambatan akademis. Faktor lain dari akademis buruk yaitu, lingkungan tidak memadai, kondisi keuangan, dan rutinitas yang tidak menentu.

3. Kehidupan Sosial
Broken home juga mempengaruhi kehidupan sosial sang anak dengan cara yang berbeda-beda.

Anak bisa menjadi pemarah bahkan terlibat menjadi perundung (tukang bully) yang berdampak negatif terhadap kehidupan sosial mereka.

Beberapa anak broken home lain juga kecemasan, sehingga mereka menutup diri dari lingkungan sosial.

Hal ini membuat mereka kesulitan untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang positif seperti olahraga.

Anak broken home juga mengalami 'trust issue' terhadap orang tua dan pasangannya ketika mereka beranjak dewasa.

Baca Juga: Jangan Anggap Remeh, Tanaman Liar Ini Bisa Atasi Batu Ginjal Kata dr Ferry Juliawan, Begini Cara Mengolahnya

4. Dinamika Keluarga
Pada hakikatnya, perceraian tidak hanya mengubah struktur keluarga namun juga dinamikanya.

Bahkan orang tua yang berpisah secara 'baik-baik' hanya akan menciptakan dua rumah tangga baru secara permanen.

Berdasarkan dinamika keluarga yang baru, anak-anak broken home mungkin perlu melakukan lebih banyak tugas dan mengambil peran tambahan dalam fungsi dasar rumah tangga yang baru.

Beberapa dari mereka juga mengambil peran orang tua, khususnya bagi mereka yang merupakan anak pertama.***

Editor: Andi Permana

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x