Network
AKSARA JABAR - Deddy Corbuzier gegerkan publik lewat pengakuannya yang sempat kritis dan hampir meninggal dunia.
Pada unggahannya di akun Instagram miliknya, Deddy menuliskan bahwa ia mengalami Badai Sitokin.
"Saya sakit dan sempat Kritis, hampir meninggal karena badai Cytokine, lucu nya dengan keadaan sudah negatif. Yes it's covid," tulis Deddy di unggahannya pada Minggu , 22 Agustus 2021.
Lalu apa itu badai sitokin yang dapat membuat seseorang meninggal setelah terjangkit Covid-19?
Baca Juga: Hampir Meninggal Dunia, Deddy Corbuzier Ungkap Cerita Dirinya Selama Sakit karena Badai Sitokin
Melansir publikasi Rumah Sakit Krakatau Medika melalui laman resminya krakataumedika.com, menjelaskan tentang apa itu Badai Sitokin.
Disebutkan bahwa badai sitokin atau Sindrom Sitokin Rilis (CRS) atau sindrom Badai Sitokin (CSS) merupakan terjadinya sindrom respons inflamasi sistemik yang dapat disebabkan oleh salah satunya virus.
Ketika virus yang masuk ke dalam tubuh bersifat baru, sedangkan daya patogen virus tersebut tinggi maka akan tidak terkendali.
Baca Juga: Jangan Dihiraukan, Simak Cara Membersihkan Lidah agar tidak Bau Mulut
Bahwa gejala yang timbul akibat terjadinya badai sitokin diantaranya adalah demam, kelelahan, kehilangan nafsu makan, nyeri otot hingga ruam.
Adapun penyebab yang hingga kini tidak dapat dijelaskan dengan pasti. Namun berkaitan dengan seseorang yang terinfeksi virus Covid-19, sedangkan sebelumnya seseorang itu memiliki potensi mengalaminya, maka badai sitokin secara otomatis terpicu.
Seperti yang telah disebutkan, Deddy Corbuzier mengaku mengalami demam tinggi hingga akhirnya merasakan fase badai sitokin dan sebagian besar paru-parunya rusak.
Baca Juga: Bring Me The Horizon akan Merilis Album Baru Setelah Tur 'Post Human Survival Horror'
"Saya diminta tinggal di rumah sakit. Tapi saat itu masih boleh pulang, saya pulang. Tiba-tiba dua hari kemudian panas saya naik lagi," Ungkapnya.
Padahal sebelumnya Deddy sempat dinyatakan negatif usai dilakukan pengecekan beberapa kali.
"Saya dibawa ke rumah sakit lagi, ini memburuk. Saya ada di masa badai sitokin, saya kaget karena yang saya tahu badai sitokin ini yang membuat orang meninggal," tuturnya.***
