AKSARA JABAR- Pola asuh adalah suatu cara bagi orang tua untuk meningkatkan dan mendukung perkembangan fisik, emosional, sosial, finansial dan intelektual anak sejak dari bayi hingga dewasa.
Kesalahan dalam mengaplikasikan pola asuh, akan memberikan dampak buruk bagi anak.
Berikut empat pola asuh beserta dampaknya bagi anak, yang berhasil tim Aksara Jabar rangkum :
Baca Juga: Pertolongan Pertama Saat Sakit Gigi, Berikut Bahan Alami yang Bisa Digunakan
1. Pola asuh otoriter
Pola asuh otoriter merupakan pola asuh yang menempatkan orangtua, sebagai sosok yang paling benar dan harus dipatuhi.
Dampak paling parah dari pola asuh ini, adalah anak merasa tertekan dan terasing di dalam rumahnya sendiri. Hal tersebut bisa berujung pada pembangkangan dan anak menjadi agresif di luar rumah.
2. Pola asuh permisif
Pola asuh permisif, merupakan pola asuh yang membebaskan keinginan anak. Semuanya serba boleh, tidak ada peraturan yang ketat.
Hal ini bisa berujung kesulitan bagi si anak di masa yang akan datang, karena sulit untuk mandiri dan mengandalkan bantuan orangtua atau orang lain.
3. Pola asuh pengabaian
Pola asuh yang satu ini merupakan bentuk ketidakpedulian dari orangtua. Mereka tidak mengasuh dan mendidik anak secara langsung. Semuanya dilakukan oleh tangan orang ketiga. Misalnya babysitter atau mertua.
Kesulitan mencari sosok yang bisa ia jadikan sebagai tempat berkeluh kesah. Dampaknya bisa membuat sang anak menjadi menutup diri terhadap pergaulan, rendah diri, tidak percaya diri hingga berujung depresi.
4. Pola asuh demokratis
Pola asuh demokratis merupakan pola asuh perpaduan antara otoriter dan permisif. Pola asuh demokratis bisa dibilang merupakan yang paling ideal.
Bila berhasil, pola asuh demokratis dapat membuat anak menjadi sosok yang memiliki harga diri tinggi, mandiri, tumbuh rasa percaya diri, bisa mengontrol diri dan bertanggung jawab terhadap keputusannya.***