Universitas Indonesia Buka Suara atas Tindakan Pengeroyokan Terhadap Dosen FISIP UI Ade Armando

- 12 April 2022, 12:26 WIB
Dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando saat berada di pusaran demonstran 11 April 2022.
Dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando saat berada di pusaran demonstran 11 April 2022. /Twitter/@jisatu01/

AKSARA JABAR- Universitas Indonesia (UI) buka suara atas tindakan pengeroyokan yang dialami dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI, Ade Armando.

Ade Armando diketahui mengalami tindak kekerasan saat sedang berada di tengah-tengah aksi demonstrasi mahasiswa di depan Gedung DPR RI Senin 11 April 2022.

Dalam keterangan tertulisnya, Kepala Biro Humas dan Keterbukaan Informasi Publik (KIP) UI Dra. Amelita Lusia, M.Si. CPR menyatakan sangat prihatin dan menyayangkan tindakan pengeroyokan Ade Armando tersebut.

Baca Juga: BEM UI Buat Meme Jokowi 'Menuju Indonesia Mundur' : Selamat Datang di Era Kemunduran

"Kami berharap tindak kekerasan yang dialami oleh saudara Ade Armando dapat segera ditangani oleh pihak yang berwenang. Sepenuhnya kami menyerahkan penyelesaian kasus ini pada mekanisme hukum yang berlaku," katanya dalam keterangan tertulis di Depok, Selasa 12 April 2022.

Dilansir dari Antara, Amelita mengatakan UI menghargai perbedaan pendapat dan menjunjung tinggi kebebasan menyampaikan pendapat. Menyampaikan aspirasi dengan unjuk rasa adalah hal yang diperbolehkan dan diatur oleh hukum Republik Indonesia.

"Unjuk rasa harus dilakukan dengan mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku," katanya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) Semiarto Aji Purwanto mengaku prihatin dan memberikan atensi penuh atas kasus pengeroyokan yang terjadi pada Dr Ade Armando.

"Sebagai salah satu dosen tetap pada Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UI, kemaslahatan beliau menjadi perhatian kami," kata Semiarto Aji Purwanto dari akun resmi instagram @fisip_ui.

Menurut dia, meskipun kehadiran dan pernyataan-pernyataan beliau pada ranah pribadi yang bersangkutan.Baca Juga: Polda Metro Jaya Ultimatum Pengeroyok Ade Armando untuk Segera Menyerahkan Diri

"Kami selaku pimpinan FISIP UI mengharapkan perhatian dan upaya penegak hukum untuk menangani kasus pengeroyokan ini dengan sebenar-benarnya," katanya.

Sebelumnya diberitakan, demonstrasi yang dilakukan Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) diselingi aksi ricuh di depan Gedung DPR RI.

Kericuhan terjadi saat pegiat media sosial sekaligus Dosen Universitas Indonesia, Ade Armando diteriaki beberapa orang dengan sebutan "munafik".

Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat Ade Armando sedang melakukan wawancara dengan wartawan sebuah stasiun televisi.

Tiba-tiba datang seorang ibu-ibu yang meneriaki Ade Armando sebagai buzzer dan orang munafik.

"Ade Armando munafik...buzzer. Ingat ini bulan puasa!" teriak seorang ibu yang ada ditengah ribuan masa demonstrasi.

Baca Juga: Kasus Pengeroyokan Ade Armando akan Ditangani Polda Metro Jaya: Siapa Saja yang Terlibat akan Diproses Hukum

Setelah itu, beberapa orang terlihat datang dan meneriaki hal yang sama. Ade Armando terlihat terpancing emosinya dan adu mulut dengan beberapa orang disana.

Tak lama kemudian Ade Armando langsung dikeroyok sejumlah orang hingga tersungkur dan dilucuti baju serta celananya.

Ade Armando diketahui mengikuti aksi demonstrasi di depan gedung DPR RI, Senin 11 April 2022.

Ade dianiaya sekumpulan massa yang diduga bukan dari kelompok mahasiswa. Dia dianiayai hingga tersungkur ke aspal bahkan celana panjang yang dikenakannya hilang.

Ade juga mencoba melindungi kepala dan badan sambil tersungkur ke tanah ketika dia menerima amukan massa.

Ade lantas dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Hingga saat ini, kondisi massa di depan gedung DPR RI masih belum kondusif.

Baca Juga: Ade Armando Babak Belur Dikeroyok Massa saat Demo 11 April di Depan Gedung DPR RI

Sebelumnya, Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) berencana menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung DPR RI.

Dalam aksi tersebut, kelompok yang terdiri dari kumpulan BEM beberapa universitas ini membawa beberapa tuntutan di antaranya penolakan penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden.*

Editor: Tiara Maulinda

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah