AKSARA JABAR - Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sumedang, Herman Suryatman menyebut pembangunan waduk Jatigede di wilayahnya tidak berdampak positif bagi masyarakat.
Padahal proyek nasional waduk Jatigede yang direncanakan sejak 1963 telah menelan energi besar masyarakat saat ganti rugi lahan, hingga dampak sosial seperti kehilangan tempat tinggal dan mata pencaharian.
Namun setelah jadi, kini warga 52 desa di 5 kecamatan di Kabupaten Sumedang yang menjadi lokasi waduk Jatigede tidak mendapatkan manfaat dari bendungan tersebut.
Baca Juga: Jadwal dan Lokasi Layanan SIM Keliling Online Bandung 25 Mei 2021
Menurutnya, pembangunan waduk Jatigede justru menjadi ironi karena benefitnya seperti pengairan, pengendali banjir, dan listrik justru dinikmati warga di luar Sumedang seperti Majalengka, Indramayu, Cirebon.
"Sementara saat ini warga sekitar Jatigede masih terkategori daerah tertinggal. Sumedang sendiri tidak dapat apa-apa. Air baku tidak ada, keramba jaring terapung tidak boleh," kata Herman dikutip Aksara Jabar dari Humas Jabar, Senin 24 Mei 2021.
Baca Juga: Hobi Unik Michelle Ziudith Pemeran Sisca di Sinetron Badai Pasti Berlalu Sinetron Terbaru SCTV
Kendati demikian, Herman menyambut baik rencana Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) yang akan membangun masjid dan menara kujang di kawasan waduk Jatigede sebagai destinasi pariwisata.
"Jatigede itu kantong kemiskinan, tugas kami menyejahterakan rakyat. Kami perlu terobosan dan diferensiasi, satu-satunya solusi menanggulangi kemiskinan (di Jatigede) itu pariwisata,” katanya.