Fakta Baru Kecelakaan Bus Sri Padma Kencana di Sumedang, Ternyata Bus tidak Memiliki Izin Usaha Pariwisata

- 12 Maret 2021, 16:23 WIB
Bangkai Bus Kecelakaan Sumedang ternyata tidak mengantongi izin pariwisata.
Bangkai Bus Kecelakaan Sumedang ternyata tidak mengantongi izin pariwisata. /IG/pmisumedang/

AKSARA JABAR - Peristiwa kecelakaan bus maut Sri Padma Kencana yang terjadi di Tanjakan Cae, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, mengungkap fakta baru.

Menurut Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi menjelaskan, pihaknya bersama anggota kepolisian menemukan beberapa fakta yang ditemukan di lapangan (TKP).

Disebutkan bahwa fakta baru tersebut yakni, bus yag mengangkut rombongan peziarah asal Cisalak, Subang itu belum mengajukan izin dalam sistem perizinan angkutan umum.

Baca Juga: Link Live Streaming Serial Love Alarm 2 Episode 1, Hwang Sun Oh Pilih Tinggalkan Kim Jo-Jo?

"Bus ini telat melakukan uji KIR. Bus pariwisata Sri Padma Kencana ini juga ternyata belum mengajukan izin dalam sistem perizinan angkutan umum dan multimoda yang ada di Ditjen Perhubungan Darat,” tutur Budi Setiyadi sebagaimana dikutip Aksara Jabar dari laman PMJ News, Jumat, 12 Maret 2021.

Budi menambahkan, Bus Sri Padma Kencana ini bahkan tidak memiliki izin usaha pariwisata.

"Bahkan bus ini juga tak ada izin usaha pariwisatanya ya," ucapnya.

Diterangkan Budi, perizinan seharusnya sudah wajib dilakukan bagi setiap perusahaan atau pelaku usaha yang bergerak di bidang transportasi.

Baca Juga: Film Ustad Milenial, Prilly Latuconsina Perankan Khadijah, Arbani Yasiz Berperan Sebagai Ahmad

Pada saat ini, sambungnya, tidak sedikit perusahaan yang tidak berizi dengan memanfaatkan membeli unit kendaraan bekas yang kemudian diperbaiki sehingga hanya bermodal terlihat seperti baru tanpa memerhatikan dari sisi keselamatan.

"Pengusaha ini hanya melihat aspek bisnisnya saja. Sedangkan aspek lain seperti keselamatan tidak diperhatikan," ungkapnya.

Sebagai antisipasi, dia mengimbau, para pengusaha bus bisa dilakukan pembinaan, edukasi, dan juga diskusi bagi semua pihak. tujuannya supaya benar-benar menyiapkan kendaraan yang mengutamakan keselamatan, tidak hanya bermodalkan tampilan atau visual busnya saja.

Baca Juga: Volume Kendaraan Mengalami Peningkatan saat Libur Panjang dan Cuti Bersama Isra Mi’raj

"Jadi memang harus dua pihak, untuk masyarakat juga diharapkan jangan hanya melihat aspek murahnya saja, tapi juga kondisi perusahaannya, apakah bagus atau tidak. Begitu pun kendaraannya, jangan gampang memilih kendaraan yang menawarkan harga murah," pungkasnya.

Sementara itu, pasca berhasil dievakuasi, jumlah korban meninggal dunian juga bertambah, dari yang semula 27 orang, kini totalnya menjadi 29 orang yang meninggal.

Selain itu, kecelakaan maut ini merupakan salah satu kecelakaan terbesar khususnya transportasi darat pada tahun ini.***

 
 

Editor: Igun Gunawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah