Untuk Bisa Memberikan Pelayanan yang Prima, Jabar Masih Butuh 7.000 Puskesmas dan 25 Rumah Sakit Tambahan Lagi

- 23 Februari 2021, 19:34 WIB
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil.
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil. /Humas Jabar/

AKSARA JABAR- Seribu Puskesmas di Provinsi Jawa Barat masih terbilang kurang. Maka dari itu, Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) masih membutuhkan sekitar 7.000 Puskesmas dan 25 Rumah Sakit tambahan agar pelayanan kesehatan bagi masyarakat Jabar bisa lebih prima.

Demikian disampaikan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil saat meresmikan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Asih Husada Langensari Kota Banjar via konferensi video di Kabupaten Bekasi, Selasa 23 Februari 2021.

Baca Juga: Buka Tutup Jalan di Kota Bandung Diklaim Efektif Turunkan Angka Penyebaran Covid-19 dan Aset Lebih Terjaga

Disampaikan Ridwan Kamil, peranan fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) seperti Rumah Sakit dan Puskesmas sangat penting apalagi di masa pandemi seperti ini. Akan tetapi, pelayanan belum bisa benar-benar prima karena Jabar masih membutuhkan sekitar 7.000 Puskesmas dan 25 Rumah Sakit tambahan untuk bisa kuat dalam infrastruktur kesehatan.

"Jabar hanya punya sekitar 1.000 Puskesmas untuk 50 juta (penduduk). Jika merujuk pada standar WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) seperti Thailand, kita masih butuh 7.000 Puskesmas," ungkap Ridwan Kamil.

Kendati demikian, dengan diresmikannya RSUD Asih Husada Langensari, dia mengharapkan, pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Kota Banjar bisa semakin baik.

Baca Juga: Resmi Dibuka, Begini Cara Melakukan Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 12

Apalagi, lanjutnya, untuk menentukan indeks pembangunan manusia (IPM) selain fasilitas pendidikan dan daya beli, kesehatan juga menjadi poin penting yang harus menjadi perhatian.

"Dengan hadirnya RSUD Asih Husada Langensari, semoga menjadikan Kota Banjar sebagai kota dengan pelayanan kesehatan terbaik di Jabar," ucapnya.

Berdasarkan level kewaspadaan periode 8 sampai 14 Februari 2021, Kota Banjar masuk kategori Zona Kuning yang artinya risiko rendah penyebaran Covid-19.

Selain itu, Ridwan Kamil memaparkan, per 11 Februari 2021, tidak ada desa/kelurahan di Kota Banjar yang berstatus Zona Merah (Risiko Tinggi). Dari 25 desa/kelurahan, 9 desa/kelurahan berstatus Zona Hijau, 16 desa/kelurahan masuk Zona Kuning.

Baca Juga: Pelatih Ungkap Alasan Beni Oktovianto Tak Memperpanjang Kontrak di Klub PERSIB. Salah Satunya Ingin Menikah

"Saya titip PPKM diteruskan sampai 8 Maret. Karena PPKM dilaksanakan serentak sehingga dampaknya sangat baik terhadap pengendalian Covid-19 di Jabar," katanya.***

Editor: Igun Gunawan

Sumber: Humas Jabar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x