Ridwan Kamil Mengklaim Satu Tahun Pandemi Covid-19 Melahirkan Pengaruh Positif untuk Tinggalkan Cara Lama

8 Maret 2021, 16:53 WIB
Gubernur Jabar Ridwan Kamil beserta istri Atalia Praratya menggelar Majelis Taklim Juara “Refleksi Satu Tahun Pandemi COVID-19” secara virtual. /Humas Jabar/

AKSARA JABAR – Pandemi Covid-19 telah mengubah perilaku dan kebiasaan hidup masyarakat. Bahkan, Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil meminta masyarakat untuk meninggalkan cara lama dalam sejumlah aktivitas.

Instruksi itu disampaikan Ridwan Kamil dalam Majelis Taklim Juara “Refleksi Satu Tahun Pandemi COVID-19” yang dilaksanakan secara virtual dari Gedung Pakuan Bandung, Minggu 7 Maret 2021 malam.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, masyarakat harus bisa move on (beranjak) dari kebiasaan lama menuju kebiasaan baru yang saat ini diwajibkan untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Baca Juga: Pasokan Darah di Kabupaten Subang Menipis, Penyerahan Piagam Penghargaan bagi Pendonor Darah sebagai Motivasi

"Maka mari kita move on, beradaptasi dengan gaya-gaya baru, karena kita tidak bisa berharap dengan kebiasaan seperti dulu. Covid-19 adalah sebuah peristiwa bersejarah yang mengubah cara pandang kita," ujar Emil sapaan akrab Ridwan Kamil.

Setahun hidup bersama pandemi Covid-19, diklaim Emil, telah melahirkan budaya baru yang memiliki pengaruh positif. Salah satunya yakni, meningkatnya kepedulian masyarakat tehadap kesehatan.

"Ada budaya baru dalam satu tahun pandemi ini kita menjadi masyarakat yang lebih peduli kesehatan. Sekarang saya cuci tangan sehari bisa 10 kali," ungkapnya.

Baca Juga: Malam Ini, Top 6 Indnesian Idol Bawakan Lagu Secara Berduet di Panggung Spektakuler, 8 Maret 2021

Selain itu, dia memaparkan, pandemi telah memunculkan banyak orang baik yang peduli membantu sesama yang mengalami kesulitan akibat terdampak Covid-19. Bahkan belum lama ini sedikitnya ada 10 rumah dan motor yang ingin disumbangkan untuk pahlawan Covid-19.

Luar biasanya lagi, lanjutnya, selama satu tahun pandemi Covid-19 empat sektor ekonomi yang teruji trennya seperti digital, pangan, kesehatan, serta pendidikan mengalami peningkatan.

“Terutama digital akan jadi budaya baru termasuk dakwah yang saat ini sedang kita lakukan," ucapnya.

Baca Juga: Hari Perempuan Internasional, BLACKPINK dan Penulis Skenario Serial Kingdom jadi 54 Perempuan Berpengaruh

Emil menuturkan, Covid-19 bukan satu-satunya masalah yang mengakibatkan pandemi karena dalam sejarah dunia, wabah penyakit hadir silih berganti dalam sejarah peradaban. Bahkan, pandemi yang melanda Inggris membuat banyak dari warganya hijrah ke Benua Amerika.

Di Indonesia sendiri, sambung Emil, pada zaman kolonial Belanda, pandemi malaria javanica telah membuat pemerintah Belanda saat itu memindahkan ibu kota ke Bandung. Tragisnya, pandemi flue Spanyol telah mengakibatkan 50 juta orang meninggal dunia termasuk di Hindia-Belanda khususnya wilayah Jawa Timur.

"Dan oleh takdir Allah pandemi Covid-19 hadir di saat saya jadi Gubernur," ujarnya.

Baca Juga: International Women's Day, Sejarah Panjang Perempuan Meraih Hak Kesetaraan dan Keadilan

Sebagai seorang pemimpin, dia menerangkan, pandemi Covid-19 merupakan bentuk ujian yang tidak hanya bagi perorangan, keluarga, dan masyarakat, namun menjadi ujian pula bagi bangsa dan negara.

Oleh karena itu, Emil menegaskan, kunci menghadapi pandemi Covid-19 ada pada kekuatan spiritual dan batin sebab, kondisi badan ditentukan kondisi pikiran.

"Kuncinya harus selalu bersih hati dan kuat spiritual karena Covid-19 adalah tes kepada semua orang, kalau pikirannya optimistis maka badan ikut optimistis, begitu pun sebaliknya, itu prinsip saya," katanya.***

Editor: Igun Gunawan

Tags

Terkini

Terpopuler