“Tidak ada perubatan yang lebih disukai oleh Allah daripada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama dibull Dzulhijjah. Para sahabat bertanya: ‘Ya Rasulullah, walaupun jihad di jalan Allah? Sabda Rasulullah, ‘Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian kembali tanpa membawa apa-apa”. (HR Bukhari).
Puasa Tarwiyah dilakukan pada tanggal 8 Dzulhijjah dan dianjurkan untuk membaca niat pada malam hari, bacaannya adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i sunnati yaumit tarwiyah lillâhi ta‘ālā.
Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Tarwiyah esok hari karena Allah SWT.”
Sedangkan untuk puasa Arafah dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah dan sebaiknya membaca niatnya pada malam hari, bacaannya adalah sebagai berikut
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ عَرَفَةَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnati Arafah lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Arafah esok hari karena Allah SWT.”
Bagi yang sudah melaksanakan puasa Arafah tetapi belum membaca niat pada malam hari ini, diperbolehkan untuk membaca niat pada siang harinya selama belum makan, minum atau melakukan hal yang membatalkan puasa.