“Allāhumma fāthiras smāwāti wal ardhi, ‘ālimal ghaibi was syahādah, rabba kulli syai’in wa malīkah, asyhadu an lā ilāha illā anta. A‘ūdzu bika min syarri nafsī wa syarri syathāni wa syirki.”
Artinya: “Tuhanku, pencipta langit dan bumi, yang mengetahui hal yang ghaib dan nyata, tuhan dan penguasa segala sesuatu. Aku bersaksi tiada tuhan selain Kau. Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan nafsuku, kejahatan setan dan sekutunya,” (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi).
Hal seperti itu bisa dirutinkan, meskipun belum bisa banyak.***