"Benar tidaknya pengakuan seorang hamba terhadap Allah SWT, tergantung kepada dicintai tidaknya dan diampuni tidaknya dosa hamba tersebut," tuturnya.
Cinta atau mahabbah dikutip dari Al-Maraghi III: 139 dalam buletin AL-Qudwah diartikan sebagai kecenderungan hati terhadap sesuatu karena adanya kesempurnaan yang dijumpai padanya, sehingga hal tersebut mendorongnya untuk ingin selalu dekat dengan yang dicintainya.***