Soal Mempertegas Kecintaan Anugerah Ilahi, Ini Penjelasan Ustadz Tito Irawan

- 8 Agustus 2021, 12:00 WIB
Ustadz Tito Irawan mengungkap indikator kebenaran dari rasa cinta dan kecintaan seorang hamba terhadap Allah SWT.
Ustadz Tito Irawan mengungkap indikator kebenaran dari rasa cinta dan kecintaan seorang hamba terhadap Allah SWT. /Facebook.com/ @titoirawan/

AKSARA JABAR - Mempertegas kecintaan menjadi hal yang perlu untuk diperhatikan setiap orang.

Kecintaan muncul dalam diri setiap orang disebabkan adanya rasa cinta yang tertanam dalam diri.

Berbagai pendapat digulirkan mengenai cinta dan kecintaan di kalangan para ahli. Termasuk salah seorang pendakwah sekaligus pengasuh Madrasah Uswatun Hasanah, Ustadz Tito Irawan.

Baca Juga: Bagaimana Cara Mencintai Allah dan Rasul? Inilah Jawaban Ustad Tito Irawan

Ustadz Tito Irawan mengemukakan, sejelek dan sekasar apapun tabiat manusia serta sekotor dan sekeras apapun hati seorang hamba, pada lubuk hatinya yang paling dalam mesti saja ada rasa cinta.

"Ia memerlukan satu tempat pengaduan, perlindungan dan minta pertolongan dari masalah-masalah yang tidak bisa dihadapi sendiri," katanya dikutip Aksara Jabar dari buletin Al-Qudwah Nomor 8.

Baca Juga: Buya Yahya Jawab Pertanyaan Hukum Pasang Paving Block di Atas Kuburan

Lebih lanjut ia menegaskan, setiap manusia memerlukan tempat pencurahan jiwa dalam memanjatkan segala puji serta syukurnya kepada suatu Zat yang Maha Sempurna yang diyakini sebagai sumber dari segala sesuatu yang ada.

"Untuk memberi petunjuk dan sekaligus mencontohkan cara mencintai Allah yang sebenarnya, maka diutuslah para Rasul-Nya," tandasnya.

Mengacu pada petunjuk dan mencontoh pada cara yang diajarkan utusan dalam membentukkan rasa cinta dan kecintaan, lanjut Ustadz Tito Irawan, merupakan sebuah hakikat dari cinta.

Baca Juga: Ditanya Soal Status Vaksin, Buya Yahya Beri Jawaban Bijak, Ini Penjelasannya!

"Orang yang mengaku mencintai Allah dengan tidak menempuh jalan yang ditempuh Muhammad SAW,ter pengakuannya itu pada hakikatnya hanyalah dusta belaka," terangnya.

Ia menyampaikan, untuk menghindari dari kesamaran dalam membentukkan rasa cinta kepada Allah, diharuskan setiap orang mengikuti syariat.

"Kebenaran cinta bisa dilihat dari kemaunnya dalam mengikuti syariat Muhammad dan risalah yang diembannya," ungkapnya. 

Baca Juga: Hari Kamis Ada Puasa Sunah, Ini Penjelasan Buya Yahya Soal Puasa Senin Kamis

Dikatakannya, bagi setiap orang yang mencintai Allah dengan menaati dan mengikuti jejak Rasulullah SAW akan mendapatkan timbal balik seperti yang dijanjikan.

"Mereka yang mencintai Allah dengan menaati dan mengikuti petunjuk rasul dijanjikan akan dicintai dan diampuni segala dosanya. 

Dicintainya seorang hamba oleh Allah, ungkap Ustadz Tito Irawan, merupakan barometer kebenaran adanya rasa cinta dari diri seseorang kepada Allah.

Baca Juga: Doa Melepas Pakaian Penutup Aurat Sesuai Contoh Rasulullah SAW, Bacaan Lengkap Arab, Latin, dan Arti

"Benar tidaknya pengakuan seorang hamba terhadap Allah SWT, tergantung kepada dicintai tidaknya dan diampuni tidaknya dosa hamba tersebut," tuturnya.

Cinta atau mahabbah dikutip dari Al-Maraghi III: 139 dalam buletin AL-Qudwah diartikan sebagai kecenderungan hati terhadap sesuatu karena adanya kesempurnaan yang dijumpai padanya, sehingga hal tersebut mendorongnya untuk ingin selalu dekat dengan yang dicintainya.***

Editor: Bambang Hermawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah