Arkeolog Temukan Pola Petirtaan Kuno di Gunung Klotok Kediri

- 30 November 2020, 08:45 WIB
Ilustrasi penggalian arkeologi.
Ilustrasi penggalian arkeologi. /Pixabay/Goumbik/

Ia menjelaskan, petirtaan kebanyakan tidak jauh dari percandian. Posisinya di bawah percandian dan tidak boleh di bagian atas. Namun, terdapat beberapa petirtaan yang tidak memiliki candi dan hal ini biasanya berkaitan dengan fungsinya yang tidak memiliki konteks petirtaan dalam rangka penyucian diri. Mereka membangun petirtaan itu secara lokus, tidak ada di kanan, kiri atau dekat dekat bangunan.

Di Gunung Klotok dimanfaatkan oleh para resi. Tempat ini disebut wanasrama yang merupakan tempat belajar para resi muda hingga nantinya bisa menjadi resi yang mumpuni, meninggalkan keduniawian. Untuk itu, di Gunung Klotok terlibat lebih sederhana, tidak ada hiasan yang mencolok, indah.

Ia juga menambahkan air yang keluar dari lokasi petirtaan masih bagus karena bersumber dari sumber mata air langsung. Namun, debitnya kecil.

"Kalau untuk sekarang masih kecil karena distribusi air dari sumbernya itu terpencar. Banyak yang rusak, jadi air ini mencari jalan sendiri-sendiri. Ini potensi sekali. Intake saluran di dalam terukur dan masih ada yang berfungsi. Ada yang tidak berfungsi karena terpotong," katanya .

Lokasi petirtaan itu juga cukup dalam tertutup tanah berpasir yang diduga dari material erupsi Gunung Kelud (1.731 meter di atas permukaan laut) serta longsor besar yang terjadi sekitar tahun 2004 di Gunung Klotok hingga menutupi struktur tersebut.

Struktur itu tertutup dengan kedalaman hampir 1 meter sedangkan yang di luar struktur sekitar 30 centimer. Di atasnya juga ada sedimen batu besar sisa longsor.

Hingga kini, proses ekskavasi masih berlangsung. Rencananya tahun 2021 juga akan dilakukan ekskavasi lanjutan guna mengetahui dengan pasti struktur petirtaan tersebut, demikian Nugroho Harjo Lukito. ***

Halaman:

Editor: Siti Fatonah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x