Dampak La Nina Sebabkan Bencana Hidrometeorologi, BMKG Imbau Semua Pihak Tingkatkan Kewaspadaan

- 18 Oktober 2021, 17:31 WIB
Ilustrasi anomali cuaca di perairan Indonesia penyebab terjadinya badai La Nina.
Ilustrasi anomali cuaca di perairan Indonesia penyebab terjadinya badai La Nina. /BMKG/

"Saat ini terjadi anomali atau perbedaan yang telah melewati ambang batas La Nina, yaitu minus 0,61 pada dasarian I (10 hari pertama) Oktober 2021," kata dia.

Dampaknya, terang dia, terjadi aliran massa udara basah dari Samudra Pasifik menuju wilayah Indonesia yang mengakibatkan terjadinya peningkatan awan hujan yang dapat meningkatkan curah hujan.

Baca Juga: Mengenal Susur Sungai dan Prosedur yang Penting Dilakukan Supaya Tetap Aman

Ia memperkirakan, La Nina tahun ini akan berlangsung dengan intensitas lemah hingga sedang hingga Februari 2022.

Kondisi tersebut sama seperti La Nina 2020 dengan intensitas yang sama, di mana hasil kajian BMKG menunjukkan curah hujan mengalami peningkatan pada November, Desember 2021 dan Januari 2022.

Peningkatan curah hujan tersebut terjadi di Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali hingga NTT, Kalimantan bagian selatan dan Sulawesi bagian selatan.

Baca Juga: Gelaran Pesandigi Jabar Awards Bentuk Apresiasi AISNU Jawa Barat Bagi Tim Media Pesantren

Peningkatan curah hujan bulanan berkisar antara 20-70 persen di atas normalnya.

"Dengan adanya potensi peningkatan curah hujan pada periode musim hujan tersebut maka kami meminta seluruh pihak perlu meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi curah hujan tinggi yang dapat memicu curah hujan tinggi," katanya.***

Halaman:

Editor: Bambang Hermawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah