AKSARA JABAR - Memasuki bulan Juni, mendadak semua hal menjadi terasa romantis. Banyak orang jadi pujangga dadakan saat Juni berlangsung.
Tak dipungkiri ini semua berkat eksistensi puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono, sang legendaris sastra.
Tak jarang, puisi-puisinya dipakai kawula untuk menyatakan perasaan kepada pasangannya. Kata-katanya sederhana, tetapi amat memikat.
Berikut puisi romantis karya Sapardi Djoko Damono yang bisa dikirim kepada sang pujaan hati.
1. Aku Ingin
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Puisi ini menunjukkan kesederhanaan cinta tanpa syarat. Puisi ini dapat digunakan untuk mengungkapkan betapa kita mencintai pasangan dengan apa adanya.
2. Pada Suatu Hari Nanti
Pada suatu hari nanti
Jasadku tak akan ada lagi
Tapi dalam bait-bait sajak ini
Kau tak akan kurelakan sendiri
Pada suatu hari nanti
Suaraku tak terdengar lagi
Tapi di antara larik-larik sajak ini
Kau akan tetap kusiasati
Pada suatu hari nanti
Impianku pun tak dikenal lagi
Namun di sela-sela huruf sajak ini
Kau tak akan letih-letihnya kucari
Puisi ini laiknya defini dari bahwa setelah manusia tiada, yang tertinggal hanya karyanya. Sosok "aku" dalam puisi ini tidak ingin membiarkan si "kamu" kesepian jika ia telah tiada. Oleh karenanya ia menyiasati, menyisipkan, semua yang ia bisa agar pasangannya tak kesepian meski telah ditinggalkan.
3. Sajak-sajak Kecil Tentang Cinta
Mencintai angin harus menjadi siut
Mencintai air harus menjadi ricik
Mencintai gunung harus menjadi terjal
Mencintai api harus menjadi jilat
Mencintai cakrawala harus menebas jarak
Mencintaimu harus menjadi aku
Puisi ini menggambarkan bahwa syarat mencintai kamu, harus menjadi aku. Jika bukan, maka tidak bisa.
4. Yang Fana Adalah Waktu
Yang fana adalah waktu. Kita abadi:
memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga sampai pada suatu hari kita lupa untuk apa.
“Tapi, yang fana adalah waktu, bukan?” tanyamu.
Kita abadi.
Puisi ini terang sekali. Yang fana adalah waktu, kita abadi. Maka gunakan waktumu sebaik mungkin.
5. Hujan Bulan Juni
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan Juni
Dihapuskannya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu
Puisi ini menggambarkan keikhlasan, kesabaran, dan ketulusan. Lewat analogi bulan Juni yang bukan merupakan musim penghujan. Penantian yang hampir mustahil, tetapi berkat ketabahan dapat berbuah manis.
Itulah lima puisi yang bisa kamu gunakan untuk menyampaikan perasaan kepada pasangan. Semoga perasaanmu terbalas dengan baik.***