Habis Gelap Terbitlah Terang, Menelisik Emansipasi Wanita Di Era Globalisasi

- 20 Juli 2020, 14:13 WIB
1595228961553
1595228961553

PURWAKARTA,- Emansipasi ialah istilah yang digunakan untuk menjelaskan sejumlah usaha agar mendapatkan hak politik maupun persamaan
derajat, sering sekali bagi kelompok yang tak di beri hak secara spesifik atau secara lebih umum dalam pembahasan masalah yang berkaitan dengan emansipasi wanita.

Menurut salah satu gadis asal Kota Tasik, Ima Ayu Seftiyani mengatakan, di kamus besar Bahasa Indonesia emansipasi ialah pembebasan dari perbudakan, persamaan hak dari berbagai aspek kehidupan yang bermasyarakat.

Emansipasi wanita yaitu, proses pelepasan diri para wanita dari kedudukan sosial ekonomi yang rendah atau dari pengekangan hukum, yang membatasi kemungkinan untuk berkembang dan untuk maju.

"Itu, berbicara soal emansipasi wanita ya," kata Ima dalam obrolan singkatnya, Senin (20/7/2020).

Maka, pastinya ketika membicarakan tentang ibu kartini, ia adalah seorang wanita kelahiran jawa yang memiliki pemikiran maju di masanya, kemudian namanya diangkat menjadi penggerak emansipasi wanita Indonesia. Berkat surat-surat korespondennya, dari para sahabatnya di Belanda, beliau diangkat menjadi cerita di dalam sebuah buku yang berjudul.

"Habis Gelap Terbitlah Terang," ungkap wanita cantik ini saat di temui aksarajabar.news di kediamannya.

Bila disimpulkan, arti emansipasi dan apa yang di maksudkan oleh kartini yaitu, agar wanita mendapatkan hak untuk mencapai pendidikan seluas-luasnya, serta setinggi-tingginya. Disisi itu wanita juga ingin di akui dalam kecerdasannya dan diberi kesempatan yang sama untuk mengaplikasikan keilmuan yang dimilikinya. Jadi, wanita itu tidak direndahkan derajatnya di mata pria, ungkapnya dengan senyum dan tawa yang ceria.

Dalam hal ini, tidak ada perkara yang menyatakan bahwa wanita menginginkan kesamaan hak keseluruhan dari pria. Karena, pada hakikatnya pria dan wanita memiliki kelebihan masing-masing, tambahnya.

Masih dikatakan wanita yang berusia 23 tahun ini, lebih jauh ia menilai emansipasi wanita ini sering kali dijadikan kedok kebebasan para wanita. Dampaknya, akan menjadi sangat miris bila pengertian emansipasi wanita dianggap sebagai pemberontakan wanita dari kodrat kewanitaannya, dimana wanita melupakan kewanitaannya maka akan menunjukkan keperkasaannya secara fisik yang notabene bukan status lahannya.

Namun memaksakan agar di akui, emansipasi wanita pun dijadikan kedok untuk memperdagangkan diri dalam balutan kontes putri dan ratu, dengan tameng menguji kecerdasan kontestannya. Lalu, apakah hubungannya kecerdasan yang di nilai dalam balutan baju seksi dan wajah mempesona.

Editor: Aksara Jabar


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Arogansi dan Barbarianisme Politik

7 Oktober 2020, 15:01 WIB

42 Tahun FKPPI

14 September 2020, 14:05 WIB

Dilema Pembalajaran di Masa Pandemi

7 September 2020, 13:14 WIB

Begini Cara GPII Membumikan Pancasila

11 Agustus 2020, 16:39 WIB

Terpopuler

Kabar Daerah

x