Masihkan Buku Menjadi Jendela Dunia?

- 17 Mei 2019, 14:24 WIB
Keni Nuraeni
Keni Nuraeni

BUKU adalah jendela dunia. Saya lupa dari mana saya mendengar istilah itu, tapi mungkin sejak pertama kali saya mendengar istilah itu saya langsung percaya. Lantas di zaman melenial ini masihkah sebutan  Jendela dunia itu dipegang oleh Buku? Dimana setiap orang memegang gadget mencari dan menemukan apa pun yang mereka ingin tahu. Mereka akan selalu mendapatkan  jawaban hanya dengan menggerakan jarinya untuk mengetik disebuah mesin pencari google dalam gadget miliknya. Bahkan sekarang sudah bermunculan pula yang digadang-gadang akan menggeser keadaan buku menjadi E-book.

Jadi apakah Google telah mengambil alih sebutan Jendela Dunia dari si Buku?

Tidak semudah itu! karena ada manfaat buku yang tidak bisa digantikan dengan yang lain. Buku itu bisa bikin kita hidup lebih bahagia. Buku itu bisa bikin kita panjang umur, tidak cepat stres. Bahkan ada sebuah penelitian di Yule university yang menemukan bahwa orang yang suka membaca buku hidupnya lebih panjang 3 tahun dibandingkan orang yang tidak membaca buku, ang intinya kualitas hidup kita akan jauh lebih baik ketika kita membaca buku. Jadi membaca buku bukan hanya membuat kita lebih cerdas tapi juga membuat hidup menjadi lebih bahagia. Cukup perlu satu buku untuk jatuh cinta pada membaca, jadi mari cari buku itu lalu jatuh cinta bersama.

Manfaat lain dari Buku dapat menghadirkan dunia baru untuk kita, Karena dengan buku kita dapat melihat dunia yang berbeda dari  dunia yang kita tahu sebelumnya. Nah, Apakah E-book pun begitu? Tentu saja E-book pun seperti itu, namun akan terlalu banyak godaan ketika kita membaca dari E-book dibandingkan membaca dari sebuah buku.

Apakah godaan itu? godaan itu adalah melompat-lompati bacaan E-book sehingga membuat kita menjadi setengah-setengah ketika menyelami dunia yang baru akan kita ketahui kalau kita tidak melompat saat membacanya. Karena bukan tidak mungkin ada hal penting yang harusnya kita ketahui tapi justru malah terlewatkan oleh kita. Belum lagi kita tergoda pula dengan hal-hal lain yang ada di dalam gadget kita, misalnya membuka game atau aplikasi lainnya yang terdapat dalam gadget. Jadi bagi saya dan teman-teman saya Buku tidak bisa digantikan, buku itu memiliki aspek-aspek romentik, dimana membaca adalah sebuah ekspresi, membaca adalah personal eksperian.

Jadi Mari kita menularkan minat membaca buku. dan cara yang paling bagus untuk meningkatkannya yaitu dengan reading culture dalam keluarga dan lingkungan sekitar kita.

Oleh; Keni Nuraeni

(Mahasiswa Fak.Ilmu Komunikasi UNSUB)

Editor: Iing Irwansyah


Artikel Pilihan

Terkini

Arogansi dan Barbarianisme Politik

7 Oktober 2020, 15:01 WIB

42 Tahun FKPPI

14 September 2020, 14:05 WIB

Dilema Pembalajaran di Masa Pandemi

7 September 2020, 13:14 WIB

Begini Cara GPII Membumikan Pancasila

11 Agustus 2020, 16:39 WIB

Terpopuler

Kabar Daerah