Menurut penjelasan Andi, hujan meteor tersebut dapat dilihat manusia karena meteor yang melewati permukaan bumi dalam jumlah banyak.
"Peristiwa jatuhnya meteor adalah peristiwa asatronomi yang biasa terjadi dan tidak ada hubungannya dengan apapun tentang gerhana bulan total yang terjadi pada Rabu 26 Mei 2021 silam, sehari sebelum dipotretnya kilatan cahaya kehijauan di Merapi,"katanya.
Mengapa Warnanya Hijau?
Andi menjelaskan bahwa warna yang muncul saat hujan meteor itu tergantung pada unsur meteor yang jatuh tersebut.
Warna biru kehijauan berasal dari magnesium, kalsium ditandai dengan warna violet, dan nikel ditandai dengan warna hijau yang bersinar.
Mengingat cahaya yang dipancarkan di foto itu berwarna kehijauan, ujar Andi, kemungkinan besar meteor yang jatuh di sekitar Merapi didominasi oleh unsur magnesium.
Jika masih tersisa batu dari meteor yang jatuh atau meteorit di dekat Merapi itu, maka Andi memperkirakan posisinya berada di sekitar puncak Gunung Merbabu.
"Perkiraan menggunakan metode paralaks sederhana menyimpulkan bahwa kemungkinan sekiranya terdapat meteorit, lokasi jatuhnya justru bukan berada di lereng Merapi, melainkan agak di sekitar puncak Merbabu. Hal itu ditandai dengan posisi kilatan cahaya yang nyaris vertikal menjulang ke langit,"jelasnya.***