Sri Mulyani Mengklaim Deforestasi di Indonesia Menurun Berkat Kebijakan APBN

- 5 April 2021, 11:13 WIB
Menkeu Sri Mulyani menklaim, Indonesia telah keluar dari tiga negara teratas di dunia yang kehilangan hutan primer.
Menkeu Sri Mulyani menklaim, Indonesia telah keluar dari tiga negara teratas di dunia yang kehilangan hutan primer. /Instagram.com/@smindrawati/

“Pemerintah pun secara kolaboratif mengambil langkah tegas untuk memperbaikinya,” ujarnya.

Penanganan dampak perubahan iklim melalui penandaan anggaran perubahan iklim (Climate Budget Tagging/CBT)

Baca Juga: Hari Peduli Autisme Sedunia, Momentum Penting Membangun Kesadaran Masyarakat terhadap Hak Penyandang Autisme

Sebagai upaya dukungan terhadap program penanganan dampak perubahan iklim, dia menjelaskan, Kemenkeu melakukan berbagai inovasi melalui kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang diprioritaskan untuk kebutuhan program-program penangan dampak perubahan iklim.

“Salah satunya dengan melakukan penandaan anggaran perubahan iklim (Climate Budget Tagging/CBT),” ucapnya.

Disebutkan dia, baru-baru ini Kemenkeu (melalui Badan Kebijakan Fiskal) meluncurkan buku laporan anggaran dan adaptasi perubahan iklim untuk tahun 2018-2020, serta 11 buku laporan pelaksanaan kegiatan pengembangan strategi dan kebijakan pembiayaan perubahan iklim di tingkat pemerintahan daerah (Pemda).

Baca Juga: Hasil Lengkap Liga Inggris 3-5 April 2021, Ada Aston Villa, Man Utd, Liverpool, Man City dan Chelsea

“Bagi masyarakat yang ingin mengetahui perkembangan pembiayaan publik dari APBN untuk perubahan iklim bisa mengakses informasinya dan turut mengawasi,” tuturnya.

Dengan inovasi serta kebijakan APBN, dia mengharapkan, deforestasi di Indonesia dapat dihilangkan.

“Semoga Indonesia mampu mengambil peran penting dalam menjaga keberlangsungan lingkungan, tidak hanya untuk Indonesia tapi juga untuk dunia,” katanya.

Baca Juga: Hasil MotoGP Doha 2021, Fabio Quartararo Bawa Yamaha Kembali Juara di Losail, Qatar

Sebagai Informasi, pada tahun 2019 kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) telah menyebabkan 1.649.258 hektare hutan dan lahan terbakar. Pada tahun 2020, kejadian karhutla menurun 81 persen yakni, 296.942 hektare hutan dan lahan terbakar.

Halaman:

Editor: Alvin Iskandar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah